MATA INDONESIA, JAKARTA – Sepanjang tahun 2015 hingga 2020, jumlah desa sangat tertinggal di Provinsi Papua mengalami penurunan sebanyak 891 desa, dari 3.789 menjadi 2.898 desa.
Sementara desa maju mengalami kenaikan sebanyak lima desa, menjadi 21 desa. Kemudian, ada satu desa mandiri yang muncul.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, penurunan desa sangat tertinggal juga terjadi di Provinsi Papua Barat.
“Desa sangat tertinggal di Papua Barat turun dari 921 desa menjadi 890 desa. Desa maju naik dari empat desa menjadi 11 desa,” kata Abdul Halim, Sabtu 1 Mei 2021.
Ia menjelaskan lebih lanjut, penurunan jumlah desa sangat tertinggal ini adalah dampak positif dari program Dana Desa yang digalakkan pemerintah.
Gus Menteri, julukan Abdul Halim berkata, Dana Desa untuk Provinsi Papua mencapai Rp 22,46 triliun sepanjang 2015-2021.
“Ini antara lain digunakan untuk membangun 1.348 km jalan, 13 km jembatan, 73 unit pasar, 75 unit tambahan perahu, 16 unit embung, 167 unit listrik perdesaan, 4.087 unit prasarana air bersih, 3.282 unit MCK, 32 polindes, 182 posyandu,” ujarnya.
Kemudian, Dana Desa di Papua Barat selama 2015-2021 mencapai Rp 6,86 triliun yang digunakan untuk membangun 440 km jalan, pembangunan 1,6 km jembatan, 22 unit pasar, 57 unit tambahan perahu, 2 unit embung, 1.961 unit listrik perdesaan, 1.934 unit prasarana air bersih, 3.535 unit MCK, 30 polindes, 129 posyandu.
Sedangkan alokasi bantuan Kemendes PDTT untuk Papua dan Papua Barat pada tahun 2019, Gus Menteri mengatakan, mencapai Rp 76,318 miliar. Lalu, pada tahun 2020 mencapai Rp 39,445 miliar.
Gus Menteri juga mengatakan, bahwa pada 2017 hingga 2018, Kemendes PDTT bersama International Fund for Agricultural Development telah melaksanakan Program Pembangunan Desa Mandiri (PPDM).
“Kegiatan PPDM itu di antaranya memfasilitasi kelompok tani Pegunungan Arfak dalam memasok komoditi wortel, kentang, labu siam, daun bawang, markisa & sawi untuk Pasar Subitu (BP-LNG Tangguh Kabupaten Teluk Bintuni),” kata Gus Menteri.
Selain itu, program tersebut juga memfasilitasi Kelompok Tani Kabupaten Jayawijaya dalam menjalin kerjasama dengan BRI untuk pengadaan alat dan penguatan kapasitas pertanian (kopi, buah naga dan madu). Kemudian, melakukan pengembangan budidaya dan penjualan buah naga di Kabupaten Nabire.
Memfasilitasi peningkatan akses pasar madu Kelompok Tani Kabupaten Jayawijaya. Lalu, memfasilitasi Kelompok Tani di Kabupaten Fak-Fak, Kaimana, Raja Ampat, dan Yapen dalam memasarkan rumput laut langsung kepada asosiasi dan eksportir rumput laut. Dan pengembangan budidaya tripang di Kabupaten Fak-Fak.