MATA INDONESIA, JAKARTA – Infrastruktur dan transportasi udara merupakan tulang punggung bagi pembangunan di tanah Papua. Jika mengacu pada kondisi geografis Papua yang berbukit dan memiliki hutan yang lebat. Maka, transportasi udara bisa disebut sebagai alat angkut yang cukup efektif di Papua.
Pengamat tata kota Nirwono Yoga menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur udara dinilai bisa mendorong mobilisasi transportasi untuk menghadapi kondisi geografis Papua yang cukup ekstrem.
“Situasi alam di Papua tergolong menantang hingga perlu diimbangi dengan pembangunan infrastruktur udara. Pembangunan bandara itu penting,” kata Nirwono kepada Mata Indonesia News, Kamis 1 April 2021.
Nirwono juga mengatakan bahwa infrastruktur udara yang memadai di Papua juga bisa membantu konektivitas antar wilayah di Papua. Maka pembangunan infrastruktur di Papua bisa seimbang antara jalur darat dan udara.
“Infrastruktur udara penting untuk membantu mensejahterakan Papua, supaya membantu proses pembangunan agar merata hingga ke wilayah-wilayah terpencil,” kata Nirwono.
Sejauh ini, pemerintah sudah berkomitmen untuk mendorong pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas di Provinsi Papua dan Papua Barat. Kementerian Perhubungan tengah membangun dan mengembangkan 10 bandara di dua wilayah tersebut, enam bandara di Provinsi Papua dan empat di Papua Barat.
Adapun enam bandara yang dibangun di Provinsi Papua adalah Bandara Ewer, Bandara Kepi, Bandara Ilaga, Bandara Oksibil, Bandara Nabire Baru dan Bandara Mopah.
Sementara empat bandara di Provinsi Papua Barat adalah Bandara Rendani Manokwari, Bandara Waisal Raja Ampat, Bandara Wasior Baru dan Bandara Baru Siboru Fak-fak.