MATA INDONESIA, KIWIROK – KST Papua pimpinan Lamek Taplo diketahui memiliki 10 unit senjata api (senpi) milik TNI. Hal ini diungkapkan oleh Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Senpi tersebut diduga dicuri dari reruntuhan jatuhnya helikopter MI 17 pada 28 Juni 2019 lalu, yang membawa 12 orang prajurit termasuk lima orang anggota Yonif 725/WRG.
“Kami menduga senjata api yang digunakan berasal dari reruntuhan jatuhnya helikopter,” ujarnya, Selasa 14 September 2021.
Ia juga mengungkapkan terkait kronologi kontak senjata antara KST Papua tersebut dengan anggota dari Yonif 403/WP. Semuanya bermula saat anggota dari Yonif 403/WP yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan melihat sekelompok KKB membawa senjata api sehingga melakukan pengejaran.
Saat mengetahui mereka dikejar langsung melakukan penembakan hingga terjadi baku tembak dan kemudian KST Papua membakar beberapa fasilitas umum yang ada di Kiwirok, seperti puskesmas, pasar, gedung sekolah dasar, kantor kas BPD Papua, dan rumah warga.
Bahkan, KST memanah serta menganiaya tenaga kesehatan yang sempat mereka temukan hingga mengalami trauma. “Apa yang dilakukan KKB terhadap tenaga kesehatan di luar peri kemanusiaan,” katanya.
Saat ini, anggota TNI-Polri masih mencari satu orang tenaga medis yang belum diketahui keberadaannya, sedangkan dua orang yang dilaporkan hilang sudah ditemukan terluka di jurang.
“Evakuasi belum dapat dilakukan karena lokasinya yang berada di jurang, dan saat hendak mengevakuasi sempat ditembaki oleh KST Papua,” ujarnya.