UGM, Warisan Paling Berharga dari Mr Assaat untuk Yogyakarta

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Salah satu warisan Mr Assaat yang paling berharga adalah Universitas Gajah Mada (UGM).

Tanpa campur tangan Assaat, UGM mungkin tidak berada di Yogyakarta. Sebab ketika Republik Indonesia sudah pulih dan aktivitas ibu kota akan kembalikan lagi ke Jakarta, ada usul UGM juga ikut dipindahkan.

Alasannya dengan kembalinya ibu kota ke Jakarta maka dikhawatirkan perkembangan universitas pertama di Indonesia tersebut tidak akan seperti diharapkan karena Yogya menjadi kota kecil.

Namun, Assaat selaku Plt Presiden Republik Indonesia teguh pada pendiriannya bahwa UGM harus tetap di Yogyakarta.

Pendapat itu dibawanya ke sidang kabinet yang dipimpin Perdana Menteri dr. A Halim yang memutuskan UGM tetap di Yogyakarta.

Sehari menjelang deklarasi terbentuknya Negara Kesatuan RI, keluarlah Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1950 tertanggal 14 Agustus 1950 yang mengatur keberadaan Universitas Gadjah Mada.

Tanpa Assaat, Yogyakarta mungkin tidak identik lagi dengan UGM seperti sekarang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini