Tragedi Kerajaan Nepal, Gara-gara Cintanya tak Direstui, Putera Mahkota Bantai Raja dan Ratu Nepal

Baca Juga

MATA INDONESIA, KATHMADU – Cinta bisa mengalahkan segalanya termasuk saat mendapat tantangan dari keluarganya. Gelap mata, keluarga pun tak ragu-ragu untuk dibantai. Hal ini yang dialami Putra Mahkota Nepal Dipendra Bir Bikram Shah Dev. Dalam kondisi mabuk dan tertekan, ia membantai anggota keluarganya sendiri, termasuk kedua orang tuanya.

Kejadian ini membuat geger seluruh dunia. Nepal pun perlahan-lahan berubah dari sistem monarki menjadi republik. Negara yang terkurung daratan di Asia Selatan ini berada di kawasan pegunungan Himalaya. Berbatasan dengan Cina di sebelah utara dan India di barat, timur, dan selatan. Dipimpin seorang raja yang berasal dari dinasti Shah. Dibentuk pada 1768 melalui unifikasi Nepal oleh raja Prithvi Narayan Shah, seorang penguasa Gorkhali. Kerajaan tersebut berdiri selama 240 tahun sampai pembubaran monarki Nepal pada 2008.

Nah yang menarik, saat negara ini dibentuk pada 21 Desember 1768, raja Prithvi mendapat sebuah ramalan yang mengerikan. Isi nurbuat itu: dinastinya ditakdirkan runtuh setelah generasi ke-11, oleh malapetaka berupa bencana atau pembantaian.

Pada 1 Juni 2001, Putra Mahkota Dipendra Bir Bikram Shah Dev -generasi ke-12 – mabuk berat. Tiba-tiba saja ia membantai anggota keluarganya sendiri. Ayahnya Raja Birendra, ibu Ratu Aishwarya; saudara laki-laki, dan saudara perempuannya ditembak olehnya.

Dipendra pun menembak dirinya sendiri. Ia koma namun tetap dinobatkan sebagai raja dalam kondisi tak sadarkan diri. Pemerintahannya hanya bertahan selama 3 hari. Ia meninggal pada 3 Juni 2001.

Setelah pembunuhan itu, masih belum ada motif kenapa Dipendra dengan kejamnya membantai keluarganya. Namun diduga kuat ia nekat karena cintanya tak direstui.

Sebagai seorang pangeran, Dipendra mencintai seorang perempuan cantik bernama Devyani Rana. Ia adalah putri mantan Menteri Luar Negeri Nepal dan berasal dari keluarga bangsawan. Cantik, pintar dan anggun dan nyaris sempurna menjadi istri seorang putra mahkota.

Hubungan keduanya sebenarnya sudah banyak diketahui umum. Keduanya memamerkan pacaran mereka secara terang-terangan di Istana, maupun saat mereka berjalan-jalan ke London dan Australia.

Namun ada masalah yang cukup pelik terkait soal keturunan. Devyani keturunan India. Saat itu Nepal sedang berseteru dengan India. Hal ini membuat kedua orang tuanya, terutama sang ibu, Ratu Aiswarya menolak merestui hubungan keduanya. Tak hanya itu, ayah Devyani berasal dari keturunan bangsawan yang merupakan saingan dari Raja Birendra.

Banyak isu berseliweran saat hubungan kedua muda mudi ini. Termasuk yang banyak tersebar adalah kecemburuan Ratu Aiswarya yang khawatir kalau Devyani jadi istri anaknya akan membuat pengaruhnya di keluarga kerajaan luntur.

Ratu Aiswarya adalah sosok yang paling keras menentang hubungan anaknya itu. Ia pun berusaha menyodorkan gadis lain untuk dinikahi Diprendra.

Ratu AIshwarya
Ratu AIshwarya

Puncaknya pada Jumat 1 Juni 2001. Di tengah makam malam keluarga, Diprendra mabuk berat dan kemudian diusir keluar oleh raja. Sekitar pukul 22.00, ia kembali menghampiri keluarganya yang sedang berkumpul, dengan membawa beberapa senapan yang terdiri dari SPAS-12, H&K MP5 dan M16 dan menyemburkan peluru.

Saat korban-korban bergelimpangan, ia menghampiri ibu dan ayahnya, ratu dan raja, menodongkan pistol 9 mm ke kepala mereka, dan menarik pemicu.

Melihat sang raja terkapar, ibunya Ratu Aiswarya memohon kepada pangeran untuk menyudahi penembakan tersebut. Sayang, dalam kondisi emosi tidak stabil, Diprendra tak memperdulikan permintaan ibunya. Tanpa berpikir dua kali Pangeran Dipendra melepaskan tembakan tepat di tubuh ibunya sendiri.

Tidak sampai disitu, sang pangeran juga menembak sebagian serdadu yang mencoba untuk menghalanginya. Tidak tanggung tanggung, ia juga menembakan peluru ke beberapa anggota keluarga lainnya yang terdiri dari adik perempuannya Putri Shruti, suami dari adiknya Kumar Gorakha, bibinya Putri Shova Shai, dan sepupu-sepupunya Putri Shanti, serta Putri Jayanti.

Saat Diprendra berbaring dalam keadaan koma, pacarnya Devyani lari ke India. Berusaha melepas bayang-bayang sebagai pemicu pembantaian yang kemudian akan mengakhiri Dinasti di Nepal. Setelah pembantaian itu, paman Birendra yaitu adik kandung Raja, Gyanendra mewarisi takhta sampai pembubaran monarki Nepal pada 2008. Kerajaan Nepal berakhir setelah 240 tahun.

Sontak insiden itu membuat heboh rakyat Nepal dan muncul beberapa spekulasi. SAlah satunya peristiwa ini sudah direncanakan oleh Pangeran Gyanendra yang langsung naik tahkta menggantikan Pangeran Dipendra.

Raja Gyanendra
Raja Gyanendra

Hal itu karena adanya informasi yang menyatakan bahwa Dinas Rahasia India (RAW) dan Amerika melalui CIA telah membantu Pangeran Gyanendra untuk menguasai kerajaan. Pada saat bersamaan Gyanendra juga berada di luar negeri sehingga ia lolos dari pembantaian yang dilakukan kakaknya.

Reporter : R Al Redho Radja S

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini