Terungkap! Inilah Strategi Thomas Stamford Raffles saat Bangun Singapura Modern

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA –Jika di Indonesia Thomas Stamford Raffles dikenal sebagai penjajah, di Singapura justru sebaliknya. Ia dipandang sebagai pahlawan dalam mewujudkan Singapura Modern sehingga figurnya pun diabadikan dalam sebuah patung yang menjadi ikon nasional. Patung Raffles tersebut bahkan terdapat di dua tempat, yaitu di Raffles’ Landing Site dan Empress Place Building.

Sebelum Raffles datang, wilayah Singapura yang dulunya memiliki nama Tumasik ini sempat menjadi rebutan oleh beberapa kerajaan hingga akhirnya luluh lantak setelah dibakar Portugis. Karena hal tersebutlah Tumasik kemudian menjadi tertinggal dan mulai diabaikan.

Kedatangan Raffles bersama dengan East Indian Company (EIC) pada 28 Januari 1819 membuka harapan baru bagi masyarakat Singapura. Saat itu misi Raffles adalah mencari tempat strategis di Malaka untuk menandingi dominasi Belanda yang telah menguasai negeri sebarang.

Lalu bagaimana strategi Raffles untuk menjadikan Singapura sebagai negeri yang berkembang? Mengutip dari laman resmi Pemerintah Singapura, Singapore Infopedia, berikut ulasannya.

1. Mendirikan Pos Perdagangan

Setelah tiba di Singapura dengan menggunakan kapal Indiana, Raffles yang ditemani oleh William Farquhar dan seorang sepoi langsung menemui Temenggong Abdul Rahman dan bernegosiasi untuk mendirikan pos perdagangan Inggris di pulau itu.

Pada tanggal 6 Februari 1819, kesepakatan pun didapat dan Raffles berhasil menandatangani perjanjian dengan Sultan Hussein Shah dan Temenggong dari Johor. Setelahnya, EIC pun memperoleh akses untuk mendirikan pos perdagangan di Singapura.

Perjanjian tersebut menjadi tonggak sejarah bagi Raffles untuk membuat beberapa kontribusi yang mampu membangun Singapura menjadi negara yang lebih berkembang.

2. Merencanakan Pembentukan Kota

Hal yang dilakukan oleh Raffles selanjutnya adalah menyusun rencana kota untuk merombak Singapura menjadi lebih modern. Rencana tersebut terdiri dari pembentukan kelompok-kelompok terpisah untuk menampung berbagai kelompok etnis, dan penyediaan fasilitas seperti jalan, sekolah, dan tanah untuk bangunan pemerintah.

Pada Oktober 1822, Komite Kota dibentuk oleh Raffles untuk mengawasi proyek. Komite ini terdiri dari Kapten Charles Edward Davis dari Bengal Native Infantry sebagai presiden, George Bonham sebagai pegawai negeri sipil dan A. L. Johnston sebagai pedagang.

Letnan Philip Jackson ditugaskan untuk menyusun rencana sesuai dengan instruksi Raffles, dan rencana yang dihasilkan diterbitkan pada tahun 1828.

3. Membangun Pelabuhan Bebas

Raffles menyusun seperangkat kebijakan dan peraturan yang menguraikan tujuan pelabuhan Singapura dan menetapkannya sebagai pelabuhan bebas.

Singapura dipilih berdasarkan lokasi geografisnya yang strategis untuk bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan lain di bawah kendali Belanda

4. Menetapkan Hukum dan Ketertiban

Raffles menyelenggarakan administrasi peradilan untuk memastikan perdamaian dan ketertiban dapat tercapai. Ia mendirikan Pengadilan Residen, menunjuk hakim, dan melaksanakan persidangan oleh juri.

Selain itu, ia juga melakukan penghapusan terhadap kegiatan seperti perjudian publik, perbudakan dan sabung ayam.

5. Membentuk Institusi Singapura

Setelah pemukiman Inggris di Singapura berdiri, salah satu keprihatinan langsung Raffles tertuju pada pembentukan institusi pendidikan tinggi.

Institusi tersebut nantinya ditujukan untuk putra-putra para pemimpin Melayu, untuk mengajarkan bahasa asli kepada petugas East India Company, serta untuk mengumpulkan literatur tentang tradisi, dan hukum dan adat istiadat negara.

Sebuah situs di sepanjang jalan di Singapura yang sekarang dikenal sebagai Jalan Bras Basah dipilih untuk tujuan ini. Raffles meletakkan batu fondasi lembaga ini di 5 Juni 1823.

Bangunan ini selesai hanya pada tahun 1837, dan ditempati oleh Singapore Free School yang dioperasikan sebagai Singapore Institution Free School. Pada tahun 1856, Singapore Free Institution School dinamai Singapore Institution.

Dalam laporan sekolah tahun 1868 , nama sekolah disebut pun menjadi Raffles Institution. Pada tanggal 22 Januari 1845, sebuah perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Singapura didirikan di dalam gedung Lembaga Singapura. Perpustakaan ini sekarang dikenal sebagai Perpustakaan Nasional di Singapura.

6. Membangun Jembatan Pertama

Pada tahun 1822, Raffles menugaskan Letnan Philip Jackson untuk membangun jembatan di seberang Sungai Singapura. Jembatan ini kemudian dikenal dengan sebutan Jembatan Presentment atau Jembatan Jackson.

Pembangunan jembatan yang mampu melintasi Sungai Singapura ini berlangsung hingga tahun 1842. Jembatan Jackson akhirnya dihancurkan dan diganti pada tahun 1844 dengan jembatan lain yang disebut Jembatan Thomson, yang digunakan sebagai jembatan kaki hingga tahun 1846. (Marizke/R)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini