Ternyata Tujuan Gereja Setan Hanyalah Menghujat Yesus

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski disebut sebagai “Gereja Setan” bukan berarti yang melaksanakan kegiatan di gereja tersebut adalah “setan”. Bahkan, bukan berarti bentuk bangunan tempat penganut ajaran ini menyembah tuhannya menyerupai gereja.

Diungkapkan pada buku The Satanic Bible yang ditulis pada tahun 1969 oleh Anton LaVey, Gereja Setan atau The Chruch of Satan adalah sebuah organisasi yang berdedikasi pada penerimaan jasmaniah manusia.

LaVeyan Satanisme yang juga dikenal sebagai Ateistik Satanisme atau Satanisme modern, merupakan sebuah filosofi yang didirikan pada tahun 1966 oleh Anton LaVey dan tertulis dalam “The Satanic Bible”.

Berlawanan dengan kepercayaan pandangan banyak pihak, LaVeyan Satanisme sebenarnya tidak melibatkan “penyembahan setan” secara literal ataupun penyembahan dalam bentuk tuhan maupun dewa apapun, melainkan menghujat Yesus Kristus.

Karakter setan atau iblis merupakan simbol bagi mereka yang mewakili “kebanggaan, keduniawian, kebebasan, pencerahan, kebijaksanaan, dan kosmos”.

Dalam karya ciptaanya, Anton Szandor Lavey yang pengantarnya diisi oleh Burton H.Wolfe (penulis buku revolusi seksual The hippies) telah mendedikasikan dirinya untuk penyembahan terhadap setan, yang mana hal tersebut sebelumnya berlatarkan tentang penghujatan terhadap Gereja Kristiani. Lavey secara terang-terangan mengundang para wartawan untuk meliput tentang ritualnya.

Pada tahun 1950-an, Anton LaVey membentuk sebuah kelompok yang dinamakan The Order of the Trapezoid, yang kemudian berubah menjadi badan pengurus Gereja Setan.

Karena Gereja Setan tidak pernah membeberkan informasi keanggotaannya secara publik, tidak diketahui berapa banyak anggota Gereja ini. Mereka mempunyai jaringan situs resmi dengan alamat http://www.churchofsatan.com meski sekarang sudah terblokir.

Hingga saat ini, pengikutnya masih eksis dan baru-baru ini mengecam pelaku pembakaran ‘Rumah Halloween’ tempat mereka menyembah tuhannya di New York, Amerika Serikat.

Sebelumnya di tahun 2018, pengikut Gereja Setan juga menggugat penyedia layanan video online ‘Netflix’ karena dipajangnya figure Baphomet, patung dewa berkepala kambing dalam serial berjudul “The Chilling Adventures of Sabrina”.

Reporter: Andhika Ilham Ramadhan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini