Tak Banyak Orang Tahu, Ini Loh Sejarah Kota Depok Sebenarnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kota Depok yang kini lebih terkenal sebagai kota pelajar. Kenapa disebut Kota Pelajar, karena adanya kampus Universitas Indonesia (UI) yang terkenal mencetak lulusan-lulusan terbaik bangsa. Menurut sejarahnya, Depok mempunyai rangkaian cerita yang panjang.

Dahulu, Depok adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status Kota Administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi Kotamadya (sekarang kota yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 Kecamatan dan 63 kelurahan.

Nama Depok sendiri masih menjadi teka-teki karena banyaknya pendapat mengenai asal-usulnya. Salah satunya, pendapat yang mengatakan bahwa Depok berasal dari kata “padepokan” yang di dalam KBBI berarti tempat raja-raja dan pendeta yang bersemedi.

Hal itu dirasa relevan, karena Depok menjadi salah satu perjalanan sejarah Kerajaan Pajajaran yang menguasai wilayah disepanjang kali Ciliwung pada abad ke-10-15 M.

Depok sudah ada sejak masa penjajahan Belanda, khususnya dimasa pejabat VOC, Cornelis Chastelein yang membeli tanah di Depok untuk merintis pertanian.

Ia kemudian mendatangkan budak dari luar Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, Timor dan Maluku. Karena sifatnya yang anti budak, para budak ini diangkat menjadi penggarap tanah pertaniannya dan dianggap keluarga Cornelis.

Menjelang ajalnya, 13 Maret 1714, Cornelis Chastelein menulis wasiat berisi antara lain, mewariskan tanahnya kepada seluruh pekerjanya yang telah mengabdi kepadanya sekaligus menghapus status pekerja menjadi orang merdeka. Setiap keluarga bekas pekerjanya memperoleh 16 ringgit.

Meninggalnya Cornelis meninggalkan pekerjanya yang terpecah belah menjadi 12 marga yang menjadi cikal bakal kota Depok. Keturunan marga ini dikenal dengan kaum Depok Lama atau Belanda Depok yang membagi warga eksklusif dengan warga lokal.

Mereka yang bisa berbahasa Belanda hidup dengan budaya Eropa dari gaya berpakaian dan pendidikannya. Warga eksklusif sekolah menggunakan sepatu, namun anak lokal bertelanjang kaki.

Warga Depok pasti tak asing dengan wilayah yang bernama Pondok Cina. Awalnya, Pondok Cina bernama Kampung Bojong, sebuah tempat transit pedagang-pedagang Tionghoa yang hendak berjualan di Depok. Sejak itulah namanya berubah menjadi Pondok Cina.

Disekitaran Pondok Cina kini juga ada jalan Margonda Raya yang konon katanya berasal dari nama seorang Pahlawan. Margonda kini terkenal sebutan wilayah Depok Baru, lantaran dianggap sebagai kawasan yang paling hidup dan banyaknya mall yang berdiri di sana. (Hutri Dirga)

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini