Suleiman, Penguasa Turki Utsmani yang Melindungi Warga Kristen dan Yahudi

Baca Juga

MATA INDONESIA, ISTANBUL – Suleiman al-Qonuni bin Salim. Sejarah mencatat sebutan kepada sultan ini dengan nama Suleiman yang agung atau Suleiman the Magnificent.

Ia adalah salah satu sultan yang termasyhur dari kerajaan Turki Utsmani. Pemerintahannya berlangsung selama 48 tahun, dari tahun 926 H hingga 974 H. Ia adalah sultan terlama yang memerintah kerajaan Turki tersebut.

Selama memerintah negara kekhalifahan Utsmani, ia berhasil menjadikan kerajaan ini begitu kuat dan berkuasa. Hal itu sangat tampak pada batas-batas wilayah Utsmani, yang luasnya belum pernah disaksikan pada masa sebelumnya. Kekuasaannya terbentang ke penjuru negeri dan pengaruhnya meliputi seluruh dunia.

Tak heran jika ia menjadi penguasa dunia. Perkataannya didengarkan oleh seluruh negeri dan kerajaan lainnya. Menajemen dan tata perundangan kerajaannya begitu modern, tanpa menyelisihi syariat Islam yang memang dijaga, dimuliakan, dan dipegang teguh oleh keluarga Utsmani di setiap wilayah kekuasaan mereka. Ilmu pengetahuan dan sastra begitu maju serta arsitektur dan pembangunan begitu berkembang.

Sultan Suleiman terkenal karena memiliki toleransi tinggi terhadap keberagaman. Ia percaya bahwa melindungi keragaman agama dan budaya merupakan kepentingan yang pragmatis.

Dasar pemikirannya adalah dengan memberikan kebebasan terhadap orang-orang atau setiap kaum tanpa rasa tertekan dan terdiskriminasi. Namun, ia tetap secara alamiah menempatkan Islam sebagai otoritas agama tertinggi didalam kepemimpinannya.

Ia juga merupakan sosok yang berhasil membawa kedamaian saat kepemimpinannya. Salah satunya dengan melindungi bangsa Yahudi. Ia bahkan memiliki dokter favorit yang merupakan seorang Yahudi bernama Moses Hamon.

Sultan Suleiman merasa wajib dan memiliki tanggung jawab untuk melindungi orang-orang Kristen dan Yahudi di wilayah mereka karena ia meyakini bahwa orang-orang tersebut merupakan ahli kitab.

Dalam ajaran Islam, penganut agama-agama Ibrahimiyah, seperti Yahudi dan Nasrani, sebutannya ‘ahli kitab’. Hal ini karena mereka mengakui ajaran nabi-nabi yang membawa kitab suci dari Allah SWT, yaitu Taurat melalui Nabi Musa AS, Zabur melalui Nabi Daud AS, dan Injil melalui Nabi Isa AS. 

Lahir pada 6 November 1494, sebagai anak dari Selim I dan Hafsa Sultan sekaligus pewaris tahta Kesultanan Ottoman. Ketika Suleiman berumur 7 tahun, ia mengemban pendidikannya di Istana Topkapi dan mempelajari ilmu sejarah, sains, sastra, teologi dan taktik militer yang kemudian menjadi kelebihannya dalam memimpin Kesultanan Ottoman.

Pada tahun 1521, Suleiman memenangkan pertempuran di Belgrade dan menguasai kepulauan Rhodes di Yunani. Kemenangan ini menjadi pertanda keberhasilan Suleiman dalam menguasai hampir seluruh Laut Tengah bagian timur. 

Ia juga berhasil mengakhiri dan memenangkan perang Ottoman-Hungaria yang berlangsung sejak 1366. Suleiman menyelesaikan semua itu saat umurnya masih 32 tahun. Ia telah merambah ke Eropa, hampir mencapai Austria. Dia telah merebut kembali wilayah Hongaria dan mencela Charles V sebagai Kaisar Romawi Suci, lalu membentuk aliansi Prancis-Utsmaniyah yang akan bertahan selama tiga abad.

Tidak hanya di Eropa, Kesultanan Ottoman juga berekspansi ke berbagai wilayah lainnya seperti Asia Selatan dan Afrika Utara. Ia juga sempat membantu wilayah Indonesia yakni Aceh melawan Bangsa Portugal. Hingga kini namanya terkenal sebagai sosok yang hebat di Abad ke-16. 

Selama Suleiman memimpin, Kesultanan Ottoman masuk dalam masa The Golden Age atau era keemasan. Selain hebat dalam perang militer, Suleiman juga suka melestarikan budaya ayahnya yang suka menulis puisi dalam bahasa Persia. Bukan hanya itu, ia juga menulis puisi dalam bahasa Persia dan Turki. Kontribusi kebudayaan lain yang ia lakukan ialah dengan merestorasi Kubah Batu dan Tembok Kota Tua di Yerusalem.

Saat Suleiman wafat pada 6 September 1566, ia tengah berekspedisi dari Konstantinopel menuju Hungaria. Banyak prajuritnya yang tidak tahu  tentang kematiannya. Hal ini karena efek yang sangat berdampak bagi moral dan psikis mereka. Para panglima yang setia membawa jenazahnya ke Istanbul dan akhirnya di semayamkan. 

Sultan Suleiman merupakan pemimpin yang adil dan bijaksana bagi Kesultanan Ottoman. Tidak hanya hebat dalam politik, tegas dan kuat dalam militer, ia juga sangat menghargai perbedaan semua kaum yang menginginkan kedamaian dan tujuan berkebangsaan yang sama sepertinya. Kejeniusannya mampu menguasai hampir setengah bangsa Eropa dan kebijaksanaannya memberikan nama yang indah untuk Islam di mata dunia.

Penulis: Keshatita

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini