MATA INDONESIA, JAKARTA – Kemerdekaan suku Uighur didapatkan saat Kekaisaran Gokturk Turk di Asia Tengah runtuh pada tahun 724 masehi. Raja Qutlugh Bilge Kol yang saat itu memimpin suku Uighur pun mendirikan sebuah kekaisaran yang kini menjadi Mongolia dan China bagian barat.
Kerajaan itu disebut sebagai Kekhaganan atau Kekaisaran Uighur dan mulai menguasai ujung timur Jalur Sutra. Jalur tersebut dibuka Zaman Dinasti Han untuk menghubungkan China dengan India, Timur Tengah, dan Romawi.
Namun kemudian Xinjiang terlibat beberapa peperangan antar-klan dan aksi militer Mongol sampai kekaisaran China menguasai daerah itu.
Tiga tahun berlalu putra dari sang raja, Bayanchur khan naik tahta pada 747 masehi. Selama jabatannya Bayanchur Khan meningkatkan perdagangan dengan China dan menggunakan uangnya untuk membangun kota-kota serta memperluas Kekaisaran Uighur.
Beberapa tahun kemudian Kaisar Dinasti Tang, Suzong, meminta bantuan suku Uighur untuk melawan seorang jenderal pemberontak, bernama An Lu-shan orang Sogdiana. Awalnya orang Sogdiana sering digunakan banyak dinasti di China menjadi pasukan bayaran dalam perang yang mereka ciptakan.
Beruntung Uighur bisa memenangkan pertempuran tersebut, sehingga para anggota dinasti tidak lagi menyewa orang Sogdiana sebagai tentara bayaran.
Kemudian Bayanchur Khan menikahi seorang putri kaisar Suzong, Ningo. Di tahun kedua pernikahannya, Bayanchur meninggal dunia. Setelah itu digantikan Tengri Bogu, anaknya.
Tengri Bogu berserta pasukan Uighurnya terus bekerja sebagai pasukan bayaran untuk para kaisar Tiongkok. Mereka memerangi serbuan Tibet di Tiongkok Selatan, kemudian saat sedang bertempur Tengri Bogu bertemu dengan orang Kristen Manichaea dari Persia.
Diyakini orang-orang Manichaea ini merupakan pengungsi yang meninggalkan Persia setelah ditaklukan oleh Islam. Dari pertemuan tersebut Tengri sangat menyukai dengan gagasan Manichea, bahwa Tengri bukan orang China.
Karena hal tersebut Tengri Bogu memutuskan untuk memeluk Manicheaisme pada 762 M dan diikuti oleh rakyatnya.
Akan tetapi sejak tahun 600 masehi, kekaisaran Uighur mulai terpecah dan banyak terjadi perang saudara akibat perebutan kekuasaan. Pada 841 masehi, Dinasti Tang menyewa pasukan Kirgiz untuk menyerbu Kekaisaran Uighur.
Pasukan Kyrgyz berhasil membunuh Khan Uighur dan berakhirlah kekaisaran tersebut. Sebagian orang Uighur melarikan diri ke barat dan mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. Beberapa lainnya pergi ke timur, yakni China. (Nita Khairani)