Saat Muda, Albert Einstein Penyendiri dan Tak Pernah Pakai Kaus Kaki

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA– Kebiasaan merokok bisa menimbulkan risiko yang buruk, juga dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Akan tetapi, tembakau dalam rokok pipanya justru membuat masa muda Albert Einstein lebih jenius selain dari kebiasaannya yang tidak pernah memakai kaos kaki.

Albert Einstein lahir pada 14 Maret 1879 memang punya kebiasaan aneh. Di saat musim dingin pun, Eisntein remaja malas menggunakan kaus kaki. Dikutip dari BBC, dalam sebuah surat Einstein kepada sepupunya, ia merasa bahwa saat ia memakai kaos kaki, kaos kakinya akan bolong pada bagian ibu jarinya. Hingga akhirnya ia memutuskan berhenti memakai kaos kaki saat masih muda.

Meski tak pernah pakai kaus kaki dan mulutnya bau tembakau, Einstein yang jenius ini disukai para wanita. Tubuh tegap dengan rambut hitam dan matanya yang lebar menjadi daya tarik wanita manapun yang melihatnya.

Otaknya yang sudah terasah dari kecil, tidak membuat Einstein memilih pasangan yang punya intelektual tinggi sepertinya. Einstein tidak tertarik dengan wanita intelektual. Ia lebih tertarik pada wanita yang bekerja fisik sebab rasa ‘iba’ dalam dirinya.

Pada usianya ke 22 tahun, ia semakin giat  melanjutkan pendidikan. Di Universitas Munich, Albert Einstein melihat seseorang yang punya karya penting. Orang itu bernama Max Karl Ernest Ludwig Planck yang memulai suatu perkembangan revolusioner dari teori kuantum Planck.

Albert Einstein ternyata pernah mengalami titik jenuh saat masa mudanya. Bersamaan seusai Perang Dunia II, Einstein terus mengerjakan dan memulai beberapa teorinya seperti teori relativitas, kecepatan waktu, lubang cacing, lubang hitam, dan asal usul dari alam semesta yang terus ia kulik.

Di tengah beberapa teori yang sedang dikerjakannya, ia merasa terisolasi karena mayoritas rekannya mulai memusatkan perhatian mereka pada teori lain seperti teori kuantum yang belum sama sekali menjadi fokus utamanya.

Einsten melihat dirinya sebagai penyendiri. Ia menarik diri dari sorotan siapapun. Bahkan ia lebih memilih untuk tidak terlibat dalam pekerjaan rekan kerjanya yang lain.

Hingga akhir hayatnya, Einstein memilih menjadi penyendiri.

Reporter : Irania Zulia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini