MATA INDONESIA, JAKARTA – Rinus Michels merupakan salah satu pelatih yang paling cemerlang. Semua orang mengamini bahwa Rinus Michels adalah seniman agung di balik Monalisa sepak bola.
Michels memiliki pola pikir sebagai penyusun strategi, yang kemudian pada akhirnya berhasil mengantarnya menjadi pelatih Ajax pada tahun 1965 dan pelatih Belanda pada tahun 1974.
Sebelum sukses sebagai pelatih, Michels adalah bagian dari skuad Ajax yang terkenal sebagai pemain yang sangat bekerja keras. Setelah mencatat 264 pertandingan bersama Ajax, Michels terpaksa pensiun pada tahun 1958 karena masalah cedera punggung.
Michels kembali ke Ajax 7 tahun kemudian, tepatnya pada 1965 sebagai pelatih, dimana ia kemudian berhasil merevolusi sepakbola dengan filosofinya yang kemudian dikenal sebagai Total Football. Total Football memang erat dikaitkan dengan Michels dan suksesornya, Johan Cruyff, tapi penemuan komposisi dasar dari Total Football sudah ditemukan jauh sebelum mereka mengembangkannya.
Michels secara langsung melatih agar seluruh pemain Ajax menjadi pemain yang serbaguna dan dapat bekerja sama satu dengan yang lain. Total Football sendiri kemudian mulai menjadi populer karena strateginya yang revolusioner dan berhasil mengangkat dua nama yang sangat berperan dalam pelaksanaan strategi ini.
Menggunakan sistem ini sendiri, Michels berhasil membawa Ajax meraih gelar European Cup 3 kali berurut-turut (1971, 1972, 1973). Total Football adalah tipe permainan yang mengandalkan passing dan gerakan tiap pemain di lapangan.
Tidak ada pemain yang memiliki posisi tetap, hanya penjaga gawang yang tetap berada pada tempat mereka. Rinus Michels dalam praktiknya memilih pemain-pemain dengan stamina dan fisik yang benar-benar kuat. Rinus Michels secara langsung membingungkan para pemain bertahan keputusan apa yang akan mereka ambil.
Rinus Michels memperkenalkan Total Football kepada timnas Belanda pada pagelaran World Cup 1974, dimana debut Total Football terjadi pada laga melawan Uruguay. Kesuksesan Total Football saat itu adalah kemampuan mereka untuk menekan, saat mereka melawan Brasil dan Brasil menguasai bola, seluruh pemain Belanda langsung menekan mereka dan mereka (Brasil) akan berusaha membuang bola sejauh mungkin dan saat itu juga penguasaan bola kembali ke tangan Belanda.
Rinus Michels wafat pada 3 Maret 2005 setelah operasi jantung yang kedua kalinya di rumah sakit City of Aalst, Belgia, namanya diabadikan sebagai penghargaan kepada pelatih terbaik di Liga Belanda yang musim kemarin diraih Frank de Boer dan walaupun ia sudah pergi, ia menuliskan tinta emas sebagai pelatih Belanda terbaik sepanjang masa dan tentu saja, pelatih terbaik abad ini. Inilah sedikit dari kisah hebat Der General, Rinus Michels.