Persephone Rizvi, Gadis Asal Inggris: Islam Menyelamatkan Hidup Saya

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Agama memang membawa suatu perubahan dan ketentraman bagi umat manusia, khususnya lagi bagi orang yang benar-benar mendalaminya. Persephone Rizvi. Gadis mualaf asal Inggris yang dulunya gemar mabuk-mabukan mengungkapkan bagaimana Islam menyelamatkan hidupnya.

Awalnya Rizvi menganut agama Kristen. Ia besar dari keluarga Kristen yang taat. Ayahnya orang Inggris berkulit hitam, selalu rutin datang ke gereja untuk beribadah. Begitu pun dengan sang ibu yang memiliki keyakinan kuat terhadap agama.

Sebelum menjadi mualaf, ia selalu menghabiskan malamnya untuk menghadiri klub hingga pagi. Bahkan menurut penuturannya, sesampainya di rumah ia kembali melanjutkan pestanya.

Baginya, mengonsumsi alkohol adalah sebuah terapi untuk meredakan stres. Itulah yang menjadi penyebab mengapa ia terus-menerus mengonsumsi alkohol.

Karena tidak kuat menghadapi hal-hal buruk dan masalah yang terkadang membuatnya stres, ia harus mencari tujuan hidup. Ia bingung dengan hidupnya. Namun, ia tidak tahu harus melakukan apa.

Hingga akhirnya, sebelum memulai kuliah ia bekerja di layanan call centre dan berteman dengan Haleemah, seorang gadis Muslim yang menjadi rekan kerjanya. Berkat Haleemah ia mengenal Islam. Ia mulai berpuasa di bulan Ramadhan, meski saat itu ia belum menjadi mualaf.

Rizvi mengaku, ia berpuasa bukan karena ingin menjadi mualaf dan menunaikan kewajiban layaknya umat Muslim pada umumnya. Ia hanya ingin memberikan tantangan terhadap dirinya sendiri. Apakah ia sanggup berpuasa selama 30 hari.

Di hari pertama berpuasa, Rizvi memang masih minum alkohol dan datang ke klub. Namun ia merasakan perilakunya mulai berubah secara perlahan-lahan. Ia mulai merasa dirinya lebih baik dan berharga. Tak hanya itu, berkat berpuasa Rizvi juga mampu meredakan emosi dan egonya. Ia pun tiba-tiba merasa lebih bersyukur atas kehidupannya.

Kemudian, saat kuliah ia mulai mempelajari Islam. Keinginan untuk menjadi muslim pun semakin kuat. Namun Rizvi masih menyembunyikan hal itu dari keluarganya.

Dan di suatu waktu, ia memutuskan untuk datang ke Masjid Eccles di di Salford. Di sana, ia bertanya banyak hal kepada imam masjid. Di momen inilah Rizvi mengucap kalimat syahadat dan menjadi seorang mualaf.

Ia sangat senang menjadi seorang Muslimah. Ia mengaku memiliki teman-teman yang baik saat dirinya menjadi mualaf. Teman-teman yang baru berkenala dengannya selalu mengajarkan arti persaudaraan. Komunitas Muslim pun juga sangat menyambutnya.

Setelah menjadi mualaf, Rizvi datang ke rumah orang tuanya dengan balutan hijab sambil berkata, ”Saya seorang Muslim sekarang!”. Orang tuanya terkejut dan berulang kali menanyakan keyakinan Rizvi akan pilihannya itu. Beruntung, orang tuanya bijak dan membiarkan Rizvi memilih keyakinannya sendiri.

Status barunya sebagai Muslimah membuat Rizvi harus menyingkirkan pakaian-pakaiannya yang tidak layak. Bahkan, sang ibu selalu membantunya mencari pakaian Muslim yang tertutup.

Rizvi juga mencopot kuku palsunya. Ia menghapus foto-foto di sosial media yang menampilkan auratnya. Ia pun meminta izin orang tuanya untuk mengganti namanya.

Ia mulai merubah gaya berhijabnya agar lebih tertutup supaya tidak menjadi obyek visual laki-laki. Rizvi mengatakan, setelah berhijab dan mengenakan busana tertutup, tidak ada lagi laki-laki yang berani menggodanya. Rata-rata laki-laki di daerahnya segan untuk menggoda Rizvi.

Hal ini berbeda dengan keadaannya dulu sebelum menjadi mualaf. Ia selalu digoda laki-laki karena cara berpakaiannya. Bahkan saat berjalan menuju kampus yang hanya memakan waktu 10 menit, Rizvi bisa berhenti lima kali ketika sedang berjalan karena digoda.

Rizvi mengaku tidak gampang membuka pikiran orang tuanya saat ia memberitahu telah jadi mualaf. Bukan karena masalah agama tapi orang tuanya khawatir Rizvi hanya sedang mencari dan berpetualang dalam hidupnya.  Rizvi pun bercerita kepada orang tuanya bahwa ia sempat mau bunuh diri akrena merasa berada di titik terendah hidupnya. Saat itu ia mabuk. Ia mencoba mengakhiri hidup di Greenhead Park di Huddersfield. Namun begitu ia tersadar, ternyata sudah berada di lantai dapur dalam keadaan telanjang.

Ia merasa pengalaman itu adalah pengalaman yang memberikan dampak buruk bagi mentalnya. Ia juga merasa seperti di neraka. Oleh karenanya ia merasa harus berubah.

Hal-hal inilah yang membawa Rizvi pada Islam. Rizvi percaya, Islam membuatnya terhindar dari berbagai hal buruk yang pernah menimpanya. Berkat Islam, ia mampu menjaga kesehatan mental dan fisiknya. Jika bukan karena Islam, Rizvi tidak akan bisa menjadi seperti sekarang.

Reporter: BBC/Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sambut Hari HAM Ius Humanum Gelar Talk Show soal “Perlindungan Terhadap Pekerja Non Konvensional : Pekerja Rumah Tangga”

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada 10 Desember 2024, kali ini Ius Humanum menyelenggarakan Talkshow dan Diskusi Film dengan Tema, "Perlindungan terhadap Pekerja Non-Konvensional : Pekerja Rumah Tangga" yang bertempat di Pusat Pastoral Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta (PPM DIY).
- Advertisement -

Baca berita yang ini