MATA INDONESIA, JAKARTA – Nicolae Ceausescu, seorang pejabat komunis yang menjadi pemimpin Rumania dari tahun 1965 hingga ia digulingkan dan dibunuh dalam sebuah revolusi tahun 1989 bertepatan dengan hari Natal.
Ceusescu lahir di desa kecil Scornicesti, Olt Country pada 26 Januari 1918, anak ketiga dari Sembilan bersaudara dari keluarga petani miskin. Ayahnya, Andruta, memiliki tiga hektare tanah pertanian dan beberapa ekor domba. Ayahnya juga menjahit untuk menambah penghasilan.
Saat berusia 11 tahun, ia kabur dari rumah karena ayahnya yang terlalu religious, kasar, dan keras. Ia pergi ke Bukares dan sempat tinggal bersama saudara perempuannya, Niculina Rusescu. Ia bekerja menjadi pembuat sepatu miliki Alexandru Sandulescu yang merupakan anggota aktif Partai Komunis ilegal.
Ketika berumur 14 tahun, ia terdaftar sebagai sebagai Partai Komunis Rumania. Saat itu, ia hanya dikasih tugas-tugas yang tidak berat. Ia berambisi dan penuh semangat dalam menjalani kegiatannya di partai. Reputasinya pun perlahan naik.
Saat usianya yang masih belia, ia pernah bolak balik masuk penjara. Pada 1933, Ceausescu masuk bui karena berkelahi di jalan. Tahun berikutnya, ia ditangkap karena mengumpulkan tanda tangan petisi untuk memprotes persidangan para pekerja kereta api. Ceausescu kembali berulah pada tahun 1936 karena ketahuan melakukan aktivitas politik anti-fasis secara sembunyi-sembunyi dan dijatuhi hukuman selama dua tahun ditambah enam bulan karena menghina pengadilan.
Polisi rahasia kerajaan, Siguranta statului, mencap Ceausescu sebagai agitator komunis yang berbahaya dan distributor bahan propaganda komunis dan anti-fasis. Saat keluar dari penjara pada 1939, ia bertemu dengan Elena Petrescu seorang aktivis komunis. Delapan tahun kemudian mereka menikah. Istrinya itu pun memiliki peran penting dalam karier politik Ceausescu.
Saat di penjara, ia menjadi anak didik teman satu selnya, Gheorghe Gheorghiu-Dej yang akan menjadi pemimpin Komunis Rusmania tahun 1952. Pada Agustus 1944, ia melarikan diri dari penjara tak lama sebelum pendudukan Uni Soviet di Rumania saat Perang Dunia II. Kemudian, Ceausescu menjabat sebagai sekretaris Persatuan Pemuda Komunis (1944-1945).
Setelah perpindahan kekuasaan penuh komunis di Rumania pada tahun 1947, ia menjadi Menteri Agrikultur (1948-1950), dan dari tahun 1950-1954 ia menjabat sebagai Wakil Menteri Angkatan Bersenjata dengan pangkat Mayor Jenderal. Di bawah kekuasaan Gheorghe Gheorghiu-Dej, Ceausescu menduduki posisi tertinggi kedua dalam hierarki partai. Ia memegang jabatan penting di Politbiro dan Sekretariat.
Pada Maret 1965, Ceausescu menggantikan kepemimpinan Partai Pekerja Rumania sebagai sekretaris jenderal yang sebelumnya dijabat oleh Gheorghe Gheorghiu-Dej. Ia mengganti nama partai menjadi Partai Komunis Rumania dan memberi pernyataan bahwa negaranya sebagai Republik Sosialis Rumania.
Ia berharap untuk meningkatkan populasi Rumania, pada tahun 1966 Ceausescu mengeluarkan Dekrit 770 yang melarang kontrasepsi dan aborsi. Para dokter memantau wanita usia subur untuk memastikan bahwa mereka tidak mengambil langkah tersebut, tetapi angka kematian Ibu meroket karena wanita mencari cara yang tidak aman dan terlarang untuk mengakhiri kehamilan mereka.
Tahun 1967 sebenarnya Ceausescu sudah menjadi Presiden Rumania secara de jure. Namun secara resminya, pada 28 Maret 1974 ia terpilih dan mengubah istilah kepimpinannya menjadi Presiden Dewan Negara.
Naiknya Ceausescu menjadi presiden membuat pamornya menanjak di dunia Barat. Ia berani menempuh kebijakan luar negeri yang independen mengakhiri partisipasi Rumania dalam aliansi militer Pakta Warsawa dan dia mengutuk invasi Cekoslowakia oleh pasukan Pakta Warsawa tahun 1968. Ia terus menekan ketertinggalan ekonomi Rumia dan menjadikan Eropa Barat dan Amerika Serikat sebagai barometernya.
Di masa Ceausescu, Rumania menjadi negara komunis pertama yang mengakui Jerman Barat, bergabung dengan Dana Moneter Internasional. Rumania menjadi anggota General Agreement on Tariffs and Trade (GATT). Selain itu bersama Yugoslavia menjadi negara Eropa Timur yang terlibat dalam perdagangan bebas dengan Europaean Economic Cumminity (masyarakat ekonomi eropa/MEE).
Selain melarang kontrasespsi dan aborsi, Ceausescu menerapkan pajak khusus bagi penduduk berusia di atas 25 tahun yang tidak memiliki anak. Ia juga berhasil menekan angka perceraian dengan cara memperumit prosesnya di birokrasi.
Saat melakukan kunjungan ke Korea Utara, Republik Rakyat Cina, dan Vietnam Utara di tahun 1971, ia tergoda dengan gagasan transformasi nasional secara penuh, seperti Revolusi Kebudayaan di Cina. Ceausescu menyampaikan ini di dalam pidatonya pada 6 Juni 1971.
Akhirnya gagasan tersebut terealisasikan sejak 1972. Ia merencanakan program sistematisasi agar membangun masyarakat sosialis multilateral yang maju. Bangunan yang bersejarah di pedesaan dihancurkan dan dibangun ulang, Bukares yang menjadi ibu kota sempat dibentuk kembali. Petani dipaksa pindah ke kota demi membangun industrialisasi di Rumania.
Runtuhnya pemerintahan Ceausescu dimulai tahun 1978 ketika salah satu polisi rahasia Rumania, Ion Mihai Pacepa berkhianat ke AS dan menulis buku tentang buruknya pemerintahan Ceausescu. Akibat penghianatannya itu, Rumania semakin tercekik. Biro intelijen Ceausescu menjadi subyek penyusupan intelijen asing.
Segala upaya pun dilakukan, namun semuanya sia-sia. Negara Barat terus menekan Rumania agar membayar hutang yang mencapai lebih dari 13 Miliar dolar AS. Ia kewalahan dan mengadakan referendum, mengubah susunan konstitusi, serta melarang meminjam uang ke negara lain di masa depan.
Sedangkan untuk membayar hutang, ia memerintahkan ekspor besar-besaran produksi pertanian dan industri negara itu. Akibatnya, Rumania kekurangan pangan, bahan bakar, energi, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Rumania secara drastis menurunkan standard hidup dan meningkatkan keresahan.
Ceausescu juga melembagakan kultus kepribadian yang ekstensif dan mengangkat istrinya, Elena, serta anggota keluarga besarnya untuk jabatan tinggi di pemerintahan dan partai.
Rezim Ceausescu runtuh setelah ia memerintahkan pasukan keamanannya untuk menembaki demonstran anti pemerintah di kota Timisoara pada 17 Desember 1989. Demonstrasi menyebar ke Bukares, dan pada 22 Desember tentara Rumania membelot ke para demonstran.
Pers Barat memperkirakan ada 64 ribu korban yang dibunuh aparat pro-pemerintah. Tetapi menurut pemerintah, jumlah korban jiwa tidak sampai seribu jiwa.
Pada 22 Desember, ia dan istrinya melarikan diri dari Bukares dengan helikopter tetapi ditangkap dan ditahan oleh Angkatan bersenjata. Pada Hari Natal, ia dan Elena menghadapi pengadilan militer drumhead.
Dalam persidangan selama 55 menit, mereka dinyatakan bersalah melakukan genosida, menumbangkan kekuasaan negara, menghancurkan properti publik, merusak ekonomi nasional, dan berusaha melarikan diri dari dengan dana publik.
Sebuah pemerintahan yang mengerikan, bencana, dan kejam selama 24 tahun telah berakhir dengan memalukan. Pengacara mereka yang ditunjuk bergabung dengan penuntutan dengan menyatakan bahwa Ceausescu bersalah atas kejahatan berat. Mereka dijatuhi hukuman mati. Kedua pasangan suami istri ini ditembak dan jenazahnya langsung dikuburkan tanpa ada penghormatan dari rakyat Rumania.
Reporter: Laita Nur Azahra