Ngeri, Rumah di AS Ini Penuh dengan Karya Seni dari Pembunuh Berantai!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Charles Manson dan Ted Bundy adalah pembunuh berantai yang menjadi ancaman bagi masyarakat, tetapi keterkaitan pada mereka tampaknya tanpa batas. Ada apa gerangan?

Di sebuah kota di Pennsburg, Amerika Serikat terdapat sebuah rumah kecil dengan koleksi seni yang takkan Anda temui di mana pun. Tersusun rapi pada empat dinding di ruangan lantai bawah, seperti gambar-gambar mutilasi, tengkorak dengan berbagai bentuk, perempuan dalam posisi vulgar, dan lain-lain.

Namun, apa yang menarik dari semua itu? Ternyata semua yang terpajang di sana merupakan karya seni yang dilukis para pembunuh berantai.

Rumah tersebut milik John Schwenk, pengoleksi karya seni dan arfetak dari kasus-kasus pembunuhan. Koleksi yang paling berharga adalah foto John Wayne Gacy, seorang penghibur pesta ulang tahun anak-anak yang memerkosa dan membunuh 33 anak di Chicago pada 1970-an, ia juga dikenal sebagai “Badut Pembunuh”.

Ada juga sebuah gambar tengkorak yang dilukis oleh Richard Ramirez, pembunuh berantai, pemerkosa, dan satanis di California tahun 1984 dan 1985. Selain itu, terdapat pula beberapa koleksi dari Charles Manson, pemimpin kelompok kriminal yang mendalangi pembununhan brutal terhadap Sharon Tate dan enam orang lainnya di Los Angeles tahun 1969.

Schwenk juga memiliki ribuan surat dari para pembunuh berantai yang sedang menanti hukuman mati. Mereka mengirimkan sejumput rambut, kaus tahanan, kartu identitas penjara, gigi palsu, benang pembersih gigi, dan barang-barang aneh lainnya.

“Saya tertarik tentang apa yang merasuki seseorang untuk membunuh orang lain, dan melakukannya berkali-kali,” kata John Schwenk.

Schwenk sadar, banyak di antara mereka memang sangat menyeramkan. Mereka adalah orang-orang yang terus mengidap penyimpangan seksual. Schwenk menjelaskan, ia mengenal dan menganggap para pembunuh berantai ini sebagai temannya.

Ketertarikan pada pembunuhan yang mengerikan, terutama pada pembunuh berantai telah menyeret ke budaya popular. Salah satu contohnya Jack the Ripper, pembunuh berantai paling keji sepanjang masa yang kisahnya diadaptasi dalam ratusan novel, komik, film, dan acara televisi. Bahkan, ada pula yang mendatangi beberapa lokasi pembunuhannya di London.

Serial drama seperti True Detective, Dexer, The Fall, dan The Jinx meraup jutaan penonton. Lebih dari 70 juta kali podcast serial diunduh. Podcast dengan 12 bagian itu menyelidiki pembunuhan gadis 17 tahun di Baltimore Hae Min Lee. Sebelumnya, tak ada podcast yang berhasil meraih 5 juta penonton.

Oktober lalu, 600 koleksi arsip kriminal milik Polisi Metropolitan London dipamerkan di Museum of London. Pemesanan tiketnya lebih laku dibanding pameran berbayar lainnya. Hal tersebut wajar terjadi pada dunia kriminologi populis.

Di Washington DC, salah satu atraksi paling popular, yakni Crime Museum menampilkan kostum ‘badut Pogo’ milik Gacy dan cat air yang digunakannya saat melukis. Ada juga mobil VW Beetle berkarat bekas tragedy pembunuhan puluhan perempuan muda di California tahun 1970-an.

Harold Schechter, penulis kasus kriminal yang fokus pada pembunuhan berantai di Amerika Serikat, menyebut keterkaitan popular ini sebagai ‘sejenis hysteria kultural’.

“Pembunuhan berantai setidaknya terjadi 1% dari pembunuhan di AS setiap tahun,” kata Scott Bonn, sosiolog dan kriminolog di Universitas Drew.

Mengapa kita membangun mitologi di sekeliling orang-orang yang ‘bermasalah’ ini? Apa yang ‘menarik’ untuk dipelajari terkait motivasi mereka?

  1. Histeria massa

Histeria terhadap pembunuhan berantai bukan hal baru. Pembunuh berantai dan sejenisnya telah mengundang banyak perhatian sejak lahirnya koran yang beredar pada awal abad 19. William Corder, salah satu orang terakhir yang digantung di hadapan public di Inggris setelah menembak kekasihnya.

Meskipun Corder hanya membunuh satu kali dan kejahatannya tidak terlalu mengerikan, tapi ia adalah sosok paling keji pada masa itu. Kasusnya diangkat menjadi produksi teater dan pertunjukan boneka pada pekan raya. Kejahatan itu juga dijual dalam bentuk komposisi musik hingga ribuan kali.

Puluhan orang mengunjungi tempat kejadian perkara di Sussex. Dalam beberapa pekan pada tahun itu, potongan kulit kepalanya dengan telinga yang masih menggantung dipamerkan di sebuah took di London.

“Sejauh mana tubuh Corder ini dipamerkan dan bagaimana kisah kejahatannya tanpa henti diputar, kasus tersebut tetap mengejutkan sampai hari ini,” tulis McCorristine dalam bukunya William Corder dan Pembunuhan di Gudang Merah.

Pada November 1957, kepolisian di Plainfield, Wisconsin menemukan tubuh seorang pemilik toko menggantung dengan kaki di atas – dengan isi perut yang keluar dan kepala terputus – di sebuah dapur rumah peternakan yang tersembunyi.

Di sekitar rumah itu ditemukan juga sejumlah tengkorak manusia ( beberapa sudah digunakan menjadi mangkuk sup), empat kursi yang dilapisi kulit manusia, ikat pinggang yang didekorasi menggunakan puting payudara, penutup jendela dari sepasang bibir perempuan, koleksi alat kelamin perempuan yang disimpan dalam kotak sepatu, dan masih banyak lainnya.

Ed Gein, pemilik rumah akhirnya mengakui sudah melakukan dua pembunuhan dan menggali kuburan untuk mengambil mayat-mayat perempuan yang mirip ibunya. Gein menjadi terkenal di seluruh penjuru dunia dan menjadi inspirasi lahirnya tokoh Norman Bates dalam film Psycho karya Alfred Hitchcock tahun 1960. Ia juga menjadi tokoh Leatherface pada film The Texas Chainsaw Massacre dan Buffalo Bill pada film Silence of The Lambs.

Setiap akhir pekan, rumahnya dikunjungi pelancong dari seluruh negara bagian menuju ke Plainfield. Properti itu secara misterius terbakar pada Maret, tapi tidak menghentikan sekitar 20 ribu orang datang beberapa hari setelahnya untuk memeriksa tempat itu sebelum akhirnya rumah itu dilelang.

“Mengapa kita merasa pembunuhan berantai sangat memikat? Itu mewakili sesuatu yang lebih besar dari kehidupan, sesuatu yang tampak seperti monster ala kartun, seperti cerita horror yang Anda dengar ketika masih kecil,” kata James Hoare, editor Real Crime,majalah bulanan yang diluncurkan Agustus lalu di Inggris.

Schechter menyebut cerita pembunuh berantai sebagai ‘dongeng bagi orang dewasa’. Kejahatan yang dilakukan pembunuh berantai sangat kejam seperti monster. Misalnya Dahmer dikenal sebagai ‘Kanibal Milwaukee’ yang sering merebus dan menyimpan kepala korbannya serta melakukan seks dengan mayat-mayatnya.

Namun, apa yang membuat pembunuh berantai menarik? Sebuah investigasi tentang pembunuh berantai yang dilakukan Unit Analisis Perilaku FBI pada 2015 menyimpulkan.

“Mereka bukan monster dan mungkin penampilannya tidak ganjil. Pembunuh berantai memiliki keluarga dan rumah, mempunyai pekerjaan, dan tampak seperti masyarakat pada umumnya.”

Dalam buku Hidup Saya di Antara Pembunuh Berantai (Wiley, 2004) tertulis, “Saya tidak pernah tahu siapa yang dihadapi. Mereka tampak sangat ramah, baik, dan asyik. Mereka memukau, luar biasa, kharismatik seperti Cary Grand atau George Clooney.”

Bonn, seorang sosiolog berpendapat, “Lihatlah Ted Bundy. Ia tampan, sukses, dan banyak perempuan yang tertarik padanya. Itulah mengapa ia bisa mengajak mereka ke mobilnya (sebelum akhirnya diculik dan dibunuh olehnya).”

Sementara itu Steven Scouller, pembuat film dokumenter dan kolektor yang tinggal di Skotlandia mengatakan bahwa ia berteman dengan seorang pembunuh yang dibebaskan dari penjara. Nico Claux – yang dipenjara selama 12 tahun – dikatakan bahwa bukanlah seorang pembunuh berantai, tapi ia memiliki riwayat memakan mayat dari kuburan dan rumah sakit di Paris.

Scouller mengatakan ia dan Claux usianya sama dan menyukai music dan film yang sama. “Kami memiliki banyak kesamaan. Ia pria yang menarik, lucu, sopan, dan baik.”

  1. Murderabilia

Perdagangan barang-barang bekas pembunuhan atau murderabilia cukup mencengangkan. Scouller memperoleh koleksi pertamanya – rambut Arthur Shawcross – melalui eBay, tapi pada 2001 situs tersebut melarang penjualan semua benda terkait kasus kriminal.

Hal ini menyebabkan munculnya beberapa situs lelang spesialis, seperti Muder Auction, Serial Killer Ink, dan Supernaught yang melayani khusus kebutuhan para kolektor murderabilia. Di sana, Anda dapat membeli segenggam tanah dari kuburan Gein, sabuk pengaman dari mobil Shawcross, burrito yang tidak habis dikunyah Manson saat dipenjara, atau dua lukisan ‘Pogo the Clown’ Gacy dengan surat yang ditandatanganinya.

Menurut Eric Holler menjual benda-benda yang berhubungan dengan pembunuh berantai terkenal dapat terjual dan hitungan jam. “Saya menjualnya ke seluruh dunia, untuk pria, wanita, militer, penegak hokum, psikolog, professor hokum pidana, atau kolektor biasa.”

Baru-baru ini seorang fotografer asal Amerika, Stephen Chalmers mewujudkan idenya dengan Unmarked. Ia memotret foto mengenai tempat-tempat pembunuh berantai saat membuang korbannya di American West. Sebagian besar tempat yang dipilih berada di alam liar dekat dengan jalur pendakian.

Chalmers mendapat ide tersebut setelah mendaki dekat sebuah gunung, Tiger Mountain di luar kota Seattle. “Matahari bersinar, burung-burung bernyanyi, kami berpiknik, itu luar biasa. Namun, saat tahu bahwa tempat yang kami pijak adalah bekas tempat pembuangan mayat korban Ted Bundy, hal berubah menjadi agak mengerikan.”

  1. Katarsis

Salah satu penjelasan yang lebih provokatif terkait keterkaitan terhadap pembunuh berantai adalah mereka seperti memiliki fungsi sosil, yaitu memungkinkan kita berfantasi tanpa harus melakukannya dan merasa bersalah tentang itu.

“Mereka hampir seperti katarsis, penangkal petir dari pikiran gelap kita, seperti makhluk pemakan dosa orang untuk membersihkan masyarakat,” kata Bonn.

Hal ini merupakan alasan mengapa beberapa orang memaksakan diri untuk menonton video eksekusi ISIS, meskipun mereka mungkin akan menyesal. Hal ini juga bisa menjelaskan mengapa masyarakat akan memperlambat mobil saat terjadi kecelakaan lalu lintas.

 

Reporter : Afif Ardiansyah

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Demi Kepentingan Publik, Pemerintah Perintahkan Penghapusan Pagar Laut

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memerintahkan pembongkaran pagar laut di perairan Bekasi, Jawa Barat,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini