Mustafa Kemal Dituding Hancurkan Kekhalifahan Utsmaniyah

Baca Juga

MATA INDONESIA, ANKARA – Turki menjadi negara dengan sistem sekularisme yang kuat. Hal itu terjadi karena pengaruh dari Mustafa Kemal Ataturk. Sebagai “Bapak Turki”, ia tak hanya membawa Turki pada modernisasi. Ia pun dituding menghancurkan Kekhalifahan Turki Utsmani.

Kekhalifahan Utsmaniyah atau Kekhalifahan Turki Utsmani pernah menjadi kekuatan utama dunia. Kejayaannya dimulai pada tahun 1453. Ibu kota Turki Utsmani yaitu Istanbul, berada di Laut Hitam dan Laut Tengah yang berbatasan langsung dengan daratan Asia dan daratan Eropa.

Sebelum hadirnya Mustafa Kemal Ataturk, Islam di Turki sangat berkembang pesat saat zamannya Kekhalifahan Turki Utsmani. Banyak masjid-mesjid yang terdapat di Turki awalnya merupakan gereja-gereja peninggalan Konstantinopel yang akhirnya diubah menjadi masjid.

Hingga awal abad 20, Kekhalifahan Turki Utsmani, Islam menjadi sangat dominan dan luas wilayahnya terbentang hingga ke Eropa. Kekhalifahan Utsmaniyah sangat kuat dan dapat bertahan hingga berabad-abad. Namun pada akhirnya Kekhalifahan Utsmaniyah mengalami kemunduran.

Kemunduran Kekhalifahan Utsmaniyah mulai terlihat sejak Sultan Sulaiman al-Qanuni wafat di tahun 1566 M. Setelah itu, Kekhalifahan Utsmaniyah belum menemukan pengganti pemimpinnya yang kuat itu. Khalifah terakhir yaitu Sultan Hamid II juga dianggap terlalu lembek dan lemah dalam menghadapi tekanan negara-negara Eropa.

Di abad ke-18, serangan-serangan dari negara Eropa semakin gencar dilakukan terhadap Kekhalifahan Utsmaniyah atau Turki Utsmani. Banyak terjadi perang pemikiran yang menyebabkan munculnya nasionalisme Turki dan Arab.

Lemahnya kepemimpinan khalifah termasuk maraknya praktik korupsi di Istana membuat Turki Utsmani semakin terpuruk. Satu demi satu negara-negara jajahan Turki memberontak dan melepaskan dari dari kekuasaan Khalifah.

Keadaan ini semakin runyam setelah munculnya gerakan pembaharuan dalam Islam untuk menyatukan kaum Muslim yang dipelopori oleh Jamaluddin al-Afghani.

Upaya terus dilakukan untuk meredakan kekacauan yang terjadi. Di tengah keadaan Turki Utsmani yang sedang semrawut, Eropa melakukan penjajahan ke wilayah Turki Utsmani.

Hingga akhirnya muncul Mustafa Kemal Atatruk yang dianggap sebagai pahlawan Turki untuk melakukan pembaharuan yang mengacu pada Barat. Pada 3 Maret 1924, Mustafa Kemal Ataturk resmi meruntuhkan Kekhalifahan Utsmaniyah.

Sebagai orang yang melewati didikan militer, Kemal Hasan  berhasil membawa Turki menjadi Republik Turki. Ia pun menjadi presiden pertama.

Bukannya melanjutkan perjalanan dari Kekhalifahan Utsmaniyah yang telah membawa pengaruh Islam di Turki, justru Ataturk membawa gagasan beserta ideologinya sendiri.

Ataturk menerapkan sekulerisme di negara Turki yang ia lakukan secara ekstreme. Meski Kekhalifahan Utsmaniyah sudah runtuh, beberapa Muslim banyak yang tak mengikuti pembaharuan dari Ataturk.

Gerakan yang terkenal yaitu pemberontakan suku Kurdi dan gerakan An-Nur. Mereka menentang adanya kebijakan sekulerisme yang dinilai menjauhkan nilai-nilai Islam termasuk dalam bidang politik dan sosial budaya.

Penyebab runtuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah tidak sepenuhnya atas kesalahan dari Mustafa Kemal. Dirinya hanya memanfaatkan momen untuk membawa Turki pada kemerdekaan menurut pandangannya yang mengacu pada Barat.

Runtuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah berawal dari Internal pemerintahannya, serta penjajahan dari Eropa yang begitu kuat. Kekhalifahan Utsmaniyah juga mulai goyah akibat peristiwa gerakan Turki Muda, kekalahan dalam Perang Dunia I, dan akhirnya diruntuhkan oleh Mustafa Kemal Ataturk beserta pembaharuan kebijakan yang kontroversial.

Reporter : Irania Zulia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini