Muhammad Arief Budiman, Orang Indonesia di Komunitas Peneliti Kanker Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Melakukan rekayasa atau penelitian genetika mahluk hidup bukan pekerjaan yang mudah, apalagi jika penelitinya seperti Muhammad Arief Budiman yang diakui sebagai anggota American Association for Cancer Research. Dia pasti bukan peneliti sembarangan.

Bahkan, dokter bertitel Ph.D sekalipun tidak bisa “membeli” kartu anggota perkumpulan ilmuwan elit dunia tersebut.

Sebab, orang yang bisa dianggap sebagai anggotanya harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia, dia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dahulu aktif di riset tersebut.

Orang itu juga harus aktif dan tahu persis riset dan kontribusinya di bidang kanker. Arief berhasil mendapatkannya karena meskipun dia peneliti gen tanaman, namun banyak risetnya berkaitan dengan kanker manusia.

Sembilan tahun di Orion Genetics, Arief sudah membuat delapan teknologi untuk menangani sel kanker manusia dan mendapat paten.

Salah satu temuannya adalah alat untuk menemukan biomarka (penanda molekuler) pada penyakit kanker. Alat itu bisa menemukan sel kanker dalam kondisi masih belum berkembang biak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini