MATA INDONESIA, JAKARTA – Di balik ketenaran kisah cinta Romeo dan Juliet, terdapat sosok pujangga yang cukup misterius akan sejarah hidupnya dan vulgar dalam menuliskan karyanya. Ia adalah William Shakespeare, seorang penulis drama berbahasa Inggris terhebat dan termasyhur di dunia.
Meski karyanya terkenal, sebagian perjalanan hidup Shakespeare rupanya masih menjadi misteri. Contohnya seperti tidak adanya catatan resmi yang menunjukkan kapan dramawan ini dilahirkan.
Sejarawan Inggris, Michael Wood menjelaskan dalam program televisi berjudul In Search for Shakespearee (2015) bahwa Shakespeare lahir di bulan April 1564. Hal tersebut dikaitkan dengan catatan yang menyebutkan bahwa Shakespeare diberi nama baptis pada 26 April di tahun yang sama.
Merujuk pada budaya tradisional yang menunjukkan bahwa seorang anak di baptis tidak lama dari hari lahirnya, maka banyak yang memperkirakan bahwa Shadespear lahir pada tanggal 23.
Tak hanya tanggal lahir, kemisteriusan lain yang muncul dari Shakespeare adalah mengenai catatan kehidupannya pada periode tertentu yang hilang dari sejarah. Periode yang hilang tersebut ialah tahun 1578 hingga 1582 dan tahun 1585 hingga 1592.
Wood mengatakan satu-satunya bukti yang menunjukkan bahwa Shakespeare masih hidup pada periode tersebut adalah peristiwa pembaptisan anak-anaknya dan sebuah kasus pengadilan yang tercatat pada September 1587.
Pria yang lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, ini bahkan tidak diketahui pasti kapan beranjak dari kota kelahirannya dan bergabung dengan teater London. Bahkan tidak ada yang tahu bagaimana awal cerita ia bisa mencapai kesuksesannya di teater tersebut.
“Tahun-tahun tersebut adalah masa-masa kunci perkembangannya, tapi kita tidak tahu di mana dia pada saat itu,” ujar Wood.
Selain itu, ejaan nama Shakespeare bahkan turut menuai perdebatan. Tedapat 80 sumber yang menyebut namanya dengan cara yang berbeda. Ada yang menyebut Shappere, Shaxberd, William Shakespearee, Willm Shakp, Willm Shakspere, dan William Shakspeare.
Tak hanya itu, penyebab kematian pujangga ternama ini pun masih menuai berbagai teka-teki. Ada yang menyebutkan bahwa Shakespeare mati setelah ia dan dua rekannya, Michael Drayton dan Ben Jonson, bermabuk-mabukan bersama. Shakespeare diduga jatuh sakit dan mengalami demam hebat hingga akhirnya ia meninggal dunia. Namun ada pula yang menyebut bahwa demam itu disebabkan oleh tipus dan Shakespearee sempat mengalami perdarahan.
Di samping hidupnya yang penuh misteri, Shakespeare ternyata juga dikenal sebagai orang yang mesum. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana ia menggambarkan objek dalam sebagian ceritanya dengan menggunakan istilah-istilah erotis.
Leksikografer asal Selandia Baru, Eric Partridge, menjelaskan dalam bukunya Shakespearee’s Bawdy (2005) bahwa melalui analisis terhadap sejumlah naskahnya, Shakespearee adalah orang yang tidak memandang pantat laki-laki sebagai sebuah karakteristik seksual.
Namun berbeda halnya dengan wanita. Ia pernah menggunakan kata buttocks atau pantat dan female lap atau paha wanita sebagai referensi erotisnya terhadap subjek wanita yang ditulisnya.
Pandangan Shakespearee terhadap kaki wanita sebagai obyek seksual juga tampak dalam naskah ‘Romeo and Juliet’. Terdapat suatu kutipan yang menunjukkan bahwa ia tengah memuja keindahan kaki seorang wanita.
Berikut kutipannya: “By her fine foot, straight leg, and quivering thigh, And the demesnes that there adjacent lie.” Artinya, “dengan kakinya yang halus, kaki yang lurus, dan paha yang bergetar, dan demesnes yang ada di dekatnya terletak.”
Shakespeare sempat mendeskripsikan bagian tubuh wanita dengan istilah pulm, secret parts, naked seing self.
Partridge bahkan juga mengatakan bahwa Shakespearee tidak segan-segan berbicara mengenai ereksi penis dalam karyanya. Ia menggunakan kata bullets dan germen untuk merujuk sperma. Sementara itu, ia menggunakan istilah get the upshoot, shoot ataupun bereave untuk proses ejakulasi dan menggunakan kosakata bag dan purse untuk menyatakan buah zakar.
“Dari istilah-istilah yang tercantum dalam paragraf sebelumnya, kita membentuk sebuah pendapat bahwa Shakespeare adalah seorang amoris yang sangat berpengetahuan luas, seorang penikmat yang serba bisa, dan seorang praktisi bercinta yang sangat artistik, terampil, dan mahir,” kata Partridge. (Marizke/R)