Meski Beda Agama, Kakek Ini Setia Dampingi 4 Anak Adopsinya Puasa dan Tarawih

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kisah kakek asal Malaysia ini begitu menggugah hati. Ia setia mendampingi keempat anak adopsinya untuk rajin berpuasa dan tarawih selama Ramadan. Padahal, ia memiliki ras dan agama yang berbeda.

Dilansir dari New Straits Times, kakek baik itu bernama Lim Peng Chik. Pria 74 tahun itu mengadopsi 4 orang anak beragama Islam. Sementara dirinya adalah nonmuslim.

Yang menarik, Kakek Lim selalu mendidik keempat anaknya untuk rajin puasa dan pergi tarawih.

“Saya mengurus pendidikan mereka karena mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu dan bermasalah.”

“Setiap pagi saya pergi mengantar mereka ke sekolah, dan menjemput mereka di sore hari,” kata Kakek Lim, dikutip Rabu, 29 Mei 2019.

Lim tinggal bersama keempat anaknya di sebuah rumah kontrakan. Keempat anaknya terdiri dari 2 orang anak laki-laki berusia 5 tahun, dan 2 orang anak perempuan berusia 15 tahun.

Lim pun menjelaskan bahwa dirinya telah merawat keempat anak berdarah Melayu itu selama hampir 30 tahun.

“Saya tahu mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi saya membantu mereka dengan menyediakan beras, makanan dan minuman, dan uang saku.

Saya tidak pernah berpikir dua kali untuk melakukan hal ini,” katanya.

Kakek Lim yang hidup sendirian itu merasa bahwa hidupnya lebih dari cukup sehingga ingin membantu anak-anak tersebut. Kakek Lim sendiri adalah lulusan Universitas Malaya.

Ia pernah bekerja di salah satu laboratorium di Singapura selama 2 tahun. Selain itu ia juga pernah bekerja di beberapa negara lain seperti Filipina.

“Dulu saya pergi ke Manila dan bekerja di perusahaan kilang minyak selama 2 tahun,” ujarnya.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini