Mengenal Progressive Rock, Ruwetnya Bermain Musik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di tahun 80 dan 90 an, jika Anda kuliah di jurusan teknik, tak lengkap rasanya jika belajar di malam hari sambil mendengarkan musik Progressive Rock atau sering disingkat prog atau beberapa orang menyebutnya dengan nama Art Rock.

Genesis, Yes, King Crimson, Emerson Lake and Palmer, Pink Floyd adalah band-band yang sering diputar menemani di saat belajar. Konon, kabarnya konsentrasi otak akan lebih fokus jika mendengarkan musik Progressive Rock ini sambil belajar. Lalu apa sebenarnya musik prog ini?

Jenis musik Progressive Rock ini sebenarnya menggabungkan elemen-elemen dari rock, jazz dan musik klasik. Kadang ada pengaruh dari blues dan musik tradisional. Jenis musik mulai berkembang pada akhir dekade 60-an dan mencapai masa jayanya pada tahun 70-an.

Ada beberapa ciri khas yang mewarnai musik progressive rock, di antaranya: ritme yang tidak konvensional (sinkopasi), penguasaan alat musik yang mahir dengan permainan solo yang rumit, dan durasi lagu yang biasanya melebihi dari lagu pada umumnya.

Musik Progressive Rock ini terbentuk dari kreatifitas para musisi yang sedang kuliah di sejumlah perguruan tinggi ternama di Inggris. Saat itu di tahun 1960 an sedang bangkit musik rock n roll. Dua band besar saat itu, The Beatles dan The Beach Boy mulai menggabungkan musik tradisional, musik klasik dan jazz ke dalam komposisi mereka.

The Beach Boy saat itu mengeluarkan album Pet Sound dengan pemakaian instrumen yang belum pernah dipakai. Misalnya memasukan suara bel sepeda, electro theremin, dentungan botol hingga gonggongan anjing. The Beatles juga sama. John Lennon dan Paul McCartney mencoba melakukan berbagai eksperimen musik mereka di album Sgt Pepper Lonely Hearts Club Band.

King Crimson

Namun kebangkitan musik ini justru berawal dari band bernama King Crimson. Band ini dibentuk di London pada tahun 1968. King Crimson telah berpengaruh baik pada awal gerakan rock progresif 1970-an. Band ini telah mengalami banyak formasi sepanjang sejarahnya di mana 21 musisi telah menjadi anggota; sejak Oktober 2017 itu terdiri dari Greg Lake, Robert Fripp, Jakko Jakszyk, Tony Levin, Mel Collins, Pat Mastelotto, Gavin Harrison, Jeremy Stacey, dan Bill Rieflin. Fripp adalah satu-satunya anggota grup yang konsisten dan memimpin band ini meskipun banyak kendala dan masalah.

King Crimson adalah bagian utama dari genre Progressive Rock awal. Cirinya bagian instrumental yang luas dan struktur lagu yang kompleks. Album debut King Crimson, In the Court of the Crimson King (1969), adalah album yang paling sukses dan berpengaruh, dengan unsur-unsur jazz, musik klasik dan eksperimental.

Band lainnya yang mengusung jenis musik ini adalah Genesis. Band yang beranggotakan Peter Gabriel, (vokal, flute, perkusi), Tony Banks (keyboard, gitar), Mike Rutherford (bass, gitar), Phil Collins (drum, perkusi), dan Steve Hackett (gitar) menjadi saksi kunci perkembangan prog musik. Sayangnya, saat idealisme berbenturan dengan industri, Gabriel memilih keluar dari band ini. Phil Collins yang awalnya mengebuk drum menjadi pengganti Gabriel. Musik Genesis pun perlahan-lahan berubah lebih ke pop rock.

Selain itu ada Emerson Lake and Palmer. Band ini sebenarnya adalah gabungan musisi-musisi beken. Keith Emerson adalah pemain kibor di The Nice, Greg Lake pemain bass dan vokalis King Crimson dan Carl Palmer drummernya Atomic Rooster. Band ini adalah tiga grup papan atas dunia musik Progressive Rock saat itu. Nyaris hampir bersamaan mereka merasa tidak puas dengan konsep musik masing-masing band-nya dan memutuskan untuk berkarya bersama di tahun 1970.

Di ELP, meskipun Emerson sebagai pemimpin, namun tidak ada tokoh ELP yang lebih terkenal dari yang lain. Semua personel terlibat dalam proses penciptaan lagu, meskipun Greg Lake akhirnya lebih banyak menyajikan lagu-lagu ballad yang terbukti menjadi ikon ELP. Namun, ELP benar-benar jadi satu kesatuan, bukan karena Emerson yang menonjol sebagai pemain kibor, atau Greg Lake yang vokalis dan gebukan drummer Carl Palmer. Semua mendapat porsi yang seimbang. Bahkan di setiap show, posisi Carl Palmer selalu berada di tengah panggung sehingga sangat menonjol. Itulah Progressive Rock.

Mereka membubarkan diri tahun 1979 karena bosan, dan karena mereka merasa proses kreatif mereka sudah mandeg. Tahun 1991, band Progressive Rock ini reuni. Sempat merilis 2 album, tapi tidak pernah mampu mengembalikan kejayaan mereka yang dulu, sebelum akhirnya benar-benar bubar 1998.

Selain tiga band ini, masih banyak lagi band-band yang mengusung Progressive Rock. Ada nama Yes, Pink Floyd dan Yes, yang cukup terkenal di Indonesia di era 80 an. Dan kemudian munculah Dream Theatre di era tahun 2000 an.

Reporter: Teuku Khanif Miftaputra, Hani Deliani

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Lawatan Presiden Prabowo ke Luar Negeri Buktikan Peran Strategis Indonesia di Dunia

JAKARTA - Kunjungan Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, ke China dan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menandai babak baru...
- Advertisement -

Baca berita yang ini