Mengenal Dua Srikandi Perintis Penerbangan Perempuan di TNI AU

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pilot mungkin merupakan salah satu pekerjaan yang kebanyakan peminatnya adalah lelaki. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa perempuan pun bisa melakukan pekerjaan satu ini.

Nah, bagi masyarakat sipil, mungkin belum banyak tahu siapa sosok perempuan pertama perintis pilot atau penerbang TNI AU. Sejarah mencatat ada dua orang penerbang, yakni Letda Pnb Lulu Lugiyati dan Letda Pnb Herdini.

Ini kisah keduanya dan alasan kenapa bisa terjun menjadi pilot penerbang di TNi AU.

Berawal dari seorang Herdini, perempuan yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, 19 April 1938, masuk masuk ke dunia militer pada tahun 1963 ketika AURI (kini bernama TNI AU) merekrut personel wanita sebagai Wanita Angkatan Udara (Wara).

Dirinya saat itu masih terdafta menjadi mahasiswi tingkat akhir Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mendapat informasi dari teman-teman di kelompok terbang layang di lingkungan TNI AU tentang terbukanya kesempatan menjadi Wara angkatan pertama. “Kalau bukan yang pertama, saya juga tidak antusias,” kenang Herdini.

Sementara Lulu, ikut bergabung bermula pada 1963, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung, melihat potongan iklan surat kabar tentang penerimaan Wara angkatan pertama TNI AU yang ditempel di dinding kampus di Jalan Braga, Bandung.

Alasan wanita kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 25 November 1941, masuk Wara sama yakni menjadi Angkatan pertama, mungkin kalau bukan dirinya tidak akan berminat.

Singkat cerita keduanya mengikuti seleksi penerimaan di Bandung dan Yogyakarta pada Februari 1963. Tercatat ada 30 anggota Wara mengikuti pendidikan di Kaliurang, Yogyakarta, April-Agustus 1963 atau lima bulan pendidikan dasar, lalu dilantik sebagai Letnan Dua atau Letnan Satu tergantung tingkat sarjana muda atau sarjana penuh saat mereka mendaftar.

Bagi Lulu dan Herdini, pendidikan militer ketika itu kombinasi petualangan dan kegembiraan karena kehidupan mereka berkecukupan dijamin negara yang secara perekonomian sedang susah.

Setelah lulus dari pendidikan dasar kemiliteran ada tiga orang WARA yang mengikuti pendidikan Sekolah Penerbang. Dari tiga orang ini, yang dinyatakan lulus adalah dua orang yakni Lulu Lugiyati dan Herdini Suryanto. Mereka adalah dua pilot pertama TNI AU yang menjadi bagian dari sejarah karena sebagai perintis penerbangan AU Indonesia.

Dengan adanya sosok Lulu dan Herdini ini, maka secara tidak langsung mitos yang selama ini berlaku bahwa pilot hanya bisa dilakukan oleh laki-laki patah sudah. Lulu dan Herdini juga merupakan pilot pertama perempuan sejak Indonesia merdeka pada 1945.

Profesinya sebagai pilot TNI AU kala itu bukan hanya sebagai pemanis belaka. Bersama Herdini, Lulu diterjunkan pada saat terjadi Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1964), ia ikut terbang dalam operasi militer yang bersandi “Operasi Lulu”, yang diambil dari namanya. Saat itu usianya masih sangat muda, 23 tahun.

Dalam operasi ini, Lulu Leo Wattimena mengajaknya sebagai salah satu kru. Pengalaman tersebut menjadi operasi yang paling terkenang di hati Lulu, bahkan setelah puluhan tahun kemudian, ia mengenang hal tersebut sebagai salah satu peristiwa yang istimewa.

Seiring waktu berjalan, akhirnya keduanya menemukan tambatan hati yang menjadi suaminya hingga saat ini. Lulu mengenal dan menikah dengan Kapten Edi Sudrajat, kelak menjabat Menhankam/Panglima ABRI dan pensiun dengan pangkat terakhir jenderal bintang empat.

Adapun Herdini menikahi penerbang TNI AU Boyek Soeryanto yang pensiun dengan pangkat kolonel (Pnb).

Lulu kemudian mundur dari dinas militer tahun 1968. Sementara Herdini lebih dulu meninggalkan dinas militer tahun 1966.

Saat kegiatan keduanya masih suka bertemu lewat kegiatan arisan dan reunian bersama 30 Wara angkatan pertama.

“Kami bangga sekarang perempuan penerbang bisa menerbangkan berbagai pesawat militer,” kata Lulu.

Meski telah lepas dari dunia militer, namun Herdini tetap berpesan kepada perempuan Indonesia agar terus maju dan khusus bagi pilot wanita TNI AU harus menjadi seorang fighter pilot.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini