MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Lumpuh dan malnutrisi parah, itulah yang dialami anak laki-laki bernama Faid Samim. Faid bukanlah satu-satunya anak di Yaman yang mengalami kekurangan gizi akut, ada ratusan ribu, bahkan jutaan anak lainnya yang mengalami nasib serupa.
Faid yang berusia 7 tahun itu terbaring lemah tak berdaya, bahkan untuk sekadar menggerakkan tubuhnya. Di atas sebuah ranjang, tubuhnya kaku meringkuk dan hanya mengedipkan matanya tanpa mampu berbicara.
Terlihat sejumlah luka di tubuh ringkih yang hanya dilapisi kulit tanpa ada daging tersisa. Faid nyaris kehilangan nyawanya saat berada dalam perjalanan ke rumah sakit di ibu kota Yaman, Sanaa.
“Dia hampir ‘pergi’ ketika dia tiba (di rumah sakit), tapi Alhamdulillah kami bisa melakukan apa yang diperlukan dan dia mulai meningkat. Dia menderita CP (cerebral palsy) dan malnutrisi parah, ”kata dokter pengawas bangsal malnutrisi rumah sakit Al-Sabeen, Rageh Mohammed, melansir Reuters, Selasa, 5 Januari 2021.
Bila idealnya anak berusia 7 tahun memiliki berat badan 23 kg, Faid hanya memiliki berat badan 7 kg! Dan tubuhnya yang begitu kecil lagi rapuh, hanya membutuhkan seperempat selimut rumah sakit yang terlipat.
Keluarga Faid yang tinggal di Al-Jawf, yang berada di utara Sanaa, harus menempuh perjalanan 170 km, melewati pos pemeriksaan dan jalanan yang rusak untuk dapat tiba di rumah sakit di ibu kota.
Karena tidak mampu membayar pengobatan dan perawatan Faid, keluarganya bergantung pada sumbangan. Mohammed mengatakan, kasus malnutrisi sedang meningkat dan orang tua yang miskin terpaksa bergantung pada kebaikan orang asing atau bantuan internasional untuk merawat anak-anak mereka.
Kelaparan tak pernah diumumkan secara resmi di Yaman, di mana perang enam tahun telah membuat 80% populasi bergantung pada bantuan. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan apa yang terjadi di Yaman adalah krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Peringatan PBB akhir 2018 tentang kelaparan yang akan datang mendorong peningkatan bantuan. Akan tetapi, pembatasan akibat virus corona, pengurangan pengiriman uang, wabah belalang, banjir, dan kekurangan dana yang signifikan dari respons bantuan tahun 2020 kian memperburuk kelaparan di Yaman.