Kisah Sedih Beethoven Membuat Fur Elise dan Fifth Symphony

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa lagu yang paling dikenal dalam sejarah musik klasik adalah Fur Elise dan Fifth Symphony atau simpony no 9 karya Ludwig van Beethoven. Di balik keindahan kedua lagu ini ternyata menyimpan kisah yang menarik.

Fur Elise dan Fifth Symphony telah menjadi dua dari sekian musik klasik yang paling populer di kalangan siswa sekolah musik di seluruh dunia. Standard komposisi ini menjadi dasar pelajaran musik klasik dan semua siswa wajib memainkannya.

Mengutip Tonara, Beethoven awalnya tidak pernah bermaksud menjadikan Fur Elise sebagai salah satu dari warisan musiknya. Karyanya ini telah menjadi sensasi di kalangan pencinta musik klasik. Banyak pertanyaan seputar siapa Elise sehingga Beethoven harus menjadikan nama ini dalam komposisi musiknya.

Berbagai spekulasi pun bermunculan dan menyebutkan tiga calon terkuat sebagai Elise, yaitu Therese Malfatti, Elizabet Rockel, dan Juliane Katherine Elisabet Barensfed.

Therese Malfatti adalah salah satu murid Beethoven. Mereka pertama kali bertemu pada tahun 1810. Beethoven pernah melamar Therese.

Selanjutnya Elizabeth Rockel, seorang penyanyi sopran Jerman yang berteman baik dengan Beethoven. Dia sempat menolak lamaran pernikahan Beethoven dan malah menikahi Johann Nepomuk Hummel, musisi saingan Beethoven. Spekulasi muncul mengenai Beethoven menulis Fur Elise sebagai tanda perpisahan kepada Elizabeth.

Kemungkinan terakhir sosok Elise adalah Juliane Katherine Elisabet Barensfeld, yang kebetulan akrab dipanggil ‘Elise’. Dia adalah murid piano Therese Malfatti pada usia 13 tahun. Sebagian berpendapat bahwa Beethoven menulis Fur Elise untuk siswa muda itu agar bisa memenangkan hati Therese.

Dari ketiga kemungkinan itu, banyak orang lebih yakin bahwa Therese Malfatti adalah sosok di balik Fur Elise. Salinan asli Fur Elise ditemukan di antara surat-surat pribadi milik Therese pada 1841, bertahun-tahun setelah kematian Beethoven.

Dalam lembaran Fur Elise itu, Beethoven menyelipkan potongan kecil yang berisi nama resmi lagu tersebut, “Bagatelle”. Di bagian atas halaman, Beethoven menulis: “Untuk Elise pada 27 April yang mengingatkan Anda tentang L.V. Bthvn”.

Ludwig Nohl, seorang sarjana musik Jerman, menemukan manuskrip asli dalam tulisan tangan Beethoven dan menerbitkannya pada tahun 1867 dalam sebuah buku yang dia terjemahkan dari surat-surat Beethoven.

Beethoven memiliki tulisan tangan yang sangat buruk. Banyak ahli sejarah berpikir bahwa Nohl salah membaca judul asli Beethoven, yang mungkin berbunyi “Fur Therese”. Namun, nama panggilan adalah hal umum di masyarakat saat itu. Sangat mungkin Therese punya nama panggilan Elise oleh keluarganya. Atau panggilan kesayangan Beethoven yang suka memberi nama panggilan kepada teman-temannya.

Apa pun alasan yang sebenarnya, karya Beethoven tersebut akhirnya terkenal dengan nama Fur Elise sejak saat itu.

Lain halnya dengan Fur Elise yang tidak akan pernah bisa terdengar saat ini jika tidak ada penemuan surat peninggalan Therese, karya Beethoven yang bertajuk Fifth Symphony atau Simfoni No. 5 sudah tampil di Theatre an der Wien pada 22 Desember 1808 untuk pertama kali.

Sayangnya, pertunjukan perdana Fifth Symphony dalam kondisi yang buruk. Saat itu, tempat penyelenggaraan konser sangat dingin dan konser yang seharusnya berakhir dalam dua jam menjadi empat jam. Beethoven yang hampir tuli terpaksa menghentikan ansambel dan memulai dari awal karena orkestra bermain cukup buruk.

Secara keseluruhan, kejadian itu adalah awal yang sangat tidak menguntungkan untuk memperkenalkan Fifth Symphony kepada publik. Padahal, selanjutnya kompisisi ini menjadi salah satu lagu klasik paling terkenal sepanjang sejarah.

Fifth Symphony mencapai kesuksesannya setelah Beethoven meninggal pada tahun 1827. Lagu itu mendapat banyak pujian setelah tampil pada konser perdana untuk New York Philharmonic (7 Desember 1842), National Symphony Orchestra (2 November 1931), dan Carnegie Hall (9 Mei 1891). Fifty Symphony malah sekarang banyak menjadi theme song kegiatan akbar mulai dari peresmian orkestra baru atau aula musik baru.

Simfoni romantis ini juga membuat sejarah di dunia disko dengan A Fifth of Beethoven oleh Walter Murphy & The Big Apple, yang menduduki posisi nomor 1 dari film era disko terkenal, Saturday Night Fever. Lagu ini juga digunakan di Inggris era Perang Dunia II untuk membuka siaran BBC.

Hingga saat ini, Fur Elise dan Fifty Symphony dapat ditemukan dengan mudah untuk didengar. Bahkan pencarian di laman YouTube untuk ‘Beethoven’ akan memunculkan kedua lagu tersebut di halaman pertama dengan puluhan juta penayangan.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini