Jennifer Lopez: Artis Paling Diremehkan di Hollywood

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOS ANGELES – Dunia mengenal Jennifer Lopez sebagai penyanyi, aktris, dancer dan pasangan Ben Affleck. Pernikahan Jen -panggilan akrab Jennifer Lopez dengan aktor Ben Affleck pada Sabtu, 16 Juli 2022 ini sudah melalui berbagai rintangan sejak menjalin cinta pada awal 2000-an.

Bennifer kemudian menjadi salah satu pasangan paling terkenal di Hollywood. Hubungan mereka menjadi sorotan media dan publik. Foto-foto Ben Affleck dan Jennifer Lopez menghiasi sampul berbagai tabloid.

Jennifer Lopez yang lagunya berjudul ‘Jenny from the Block’ dengan video klip bersama Ben Affleck nyaris diremehkan oleh Hollywood. Hal ini cukup beralasan. Ia datang dari keluarga Latin dengan sebuah mimpi menjadi selebriti. Keluarganya berusaha mendukung kemauannya dan mendorong Jennifer untuk masuk sekolah hukum. Tapi, Jennifer tidak berhenti bermimpi. Ia bekerja keras untuk menggapai keinginannya.

Ia lalu bergabung dalam berbagai acara TV sebagai karakter sampingan. Pada tahun 1997, Lopez baru bisa punya nama setelah ia mendapatkan peran Selena Quintanilla-Perez di film Selena. Aktingnya dipuji. Ia memainkan karakter bintang yang mati terbunuh diumur 23 tahun oleh fansnya sendiri.

Dari film itu, mereka berhasil mendapatkan untung sebesar 1 juta dollar. Lopez adalah wanita Latin pertama yang bisa melakukan hal tersebut.

Peran yang cocok dan aktris dengan latar yang sama menjadi kunci kesuksesannya. Melalui film itu juga Jennifer Lopez dengan berani memperlihatkan identitasnya sebagai wanita Latin.

Sampai sini, rasanya Jennifer Lopez sudah berhasil menggapai mimpinya. Dari Selena, Jennifer ingin berkarir di dunia musik juga. Lalu rilislah album debutnya, On the 6 (1999).

Covernya agak berbeda dengan aura cewe party yang dikenal orang, sedikit lebih rumahan, memperlihatkan dua aura Jennifer Lopez yang berlawanan.

Lalu, ‘Jenny from the Block’ menjadi hits yang masih didengarkan orang sampai sekarang. Musiknya catchy dan berisi tentang latar belakang sang penyanyi. Bagaimana dengan namanya yang sudah melambung, dia masih gadis yang sama dari Bronx.

Jennifer Lopez memang dikenal dengan lagunya yang lebih santai. Beberapa orang bilang suaranya seperti bergumam dengan musik R&B. Gaya bermusiknya cukup menarik perhatian publik.

Karir musik Lopez termasuk sukses. Ia bisa menjual 80 juta kopi rekamannya dengan 8 album dan berbagai film yang ia bintangi. Dia adalah penyanyi nomor 1 dan juga aktris nomor 1. Karir beraktingnya masih terus berlanjut walau dia sibuk bernyanyi.

Terlebih setelah ia muncul di Film Out of Sight. Aktingnya dengan George Clooney dipuji banyak orang. Filmnya tentang agen federal yang jatuh hati kepada kriminal yang ia kejar. Chemistry antara keduanya berhasil jadi perbincangan hangat penontonnya.

Kesuksesan ini berlanjut dengan film ‘The Wedding Planner’ yang meraup keuntungan sebesar 100 juta dolar. Rilisnya film ini berbarengan dengan rilisnya ‘Jenny on the Block’. Latar yang mirip dan timing yang tepat. Jennifer Lopez selalu bisa memperlihatkan identitas Latinnya.

Kepercayaan diri Jennifer Lopez dengan jati dirinya juga mendapat pujian. Ia tidak berusaha mengubah kisah dari mana ia berasal. Lagu ‘Jenny on the Block’ memang cocok untuk mendeskripsikan bintang ini. Orang Latin yang memang antusias dengan film semakin semangat dengan adanya bintang seperti Jennifer Lopez.

Tapi, tidak itu saja. Lopez mulai membuka bisnis fashion dan entah kenapa, media tidak suka dengan hal ini. Banyak dari media yang menyebutnya ‘diva yang menganggap dirinya berkuasa’. Dengan segala pencapaiannya, rasanya selalu ada yang kurang dari seorang Jennifer Lopez.

Diskusi ini muncul setelah penampilan Super Bowl 2020. Lopez harus berbagi panggung dengan Shakira. Hal ini membuat Lopez kecewa dan ia menyebutkan hal ini di dokumentasi Netflix-nya: Halftime.

Di film tersebut, kita bisa lihat kegagalan Jennifer Lopez untuk mendapatkan Oscar sampai kekesalannya karena harus berbagi panggung dengan orang lain. Kita juga mendengar Lopez bercerita tentang stress yang ia alami.  Jennifer Lopez kerap menerima kritik dan hujatan pedas selama kariernya. Agaknya hidup Lopez penuh dengan tantangan. Hal ini sempat muncul saat Affleck mengajak rujuk dengan Lopez pada 2021 di sebuah podcast.

Baru setelah 2011 karirnya membaik lagi. Menjadi juri American Idol adalah sebuah kesempatan yang baik untuk Lopez memperbaiki namanya.

Pada tahun 2019, Lopez kembali berakting untuk ‘Hustlers’. Dengan genre true crime drama, ia adalah ketua geng stripper yang membius dan merampok bankir Wall Street.

Rilisnya Hustler sempat menjadi perbincangan. Pasalnya, orang mengira kali ini Lopez akan mendapatkan Oscar atas penampilannya. Namun, ternyata hal ini tidak menjadi kenyataan. Ia kalah diantara berbagai aktris kulit putih dengan rambut pirang mereka.

Halftime sebagai dokumentasi sang bintang juga memperlihatkan kekecewaan Lopez. Ia sempat kesal dan merasa ‘kurang’ pada dirinya sampai ia harus berbagi panggung dengan wanita Latin lain. Dia merasa terhina dengan ‘melakukan pekerjaan untuk satu orang berdua’.

Tapi, orang-orang tidak terlalu menyanggah pernyataan Lopez. Dengan semua pencapaian dan namanya, seorang Jennifer Lopez harusnya bisa tampil sendiri. Beberapa mengira ini sebuah bentuk diskriminasi untuk beberapa kelompok tertentu.

Penampilannya berhasil tanpa perlu diragukan lagi. Jennifer Lopez sendiri nggak kehilangan pamor. Di filmnya sendiri ia bilang kalau ia masih punya banyak kesempatan.

Sekarang, ia tengah mengerjakan project baru, The Godmother. Kalau project ini berhasil, mungkin saja Jennifer Lopez akhirnya bisa mendapatkan penghargaan Oscar—pencapaian baru dalam karirnya.

Penulis: Deandra Alika Hefandia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini