Jejak Moeldoko, dari Susah Makan Nasi hingga Jadi Panglima

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, siapa sangka di balik nama besarnya sebagai eks Panglima TNI dan kini menjabat Kepala Staf Kepresidenan (KSP), ia dulunya adalah orang susah, yang bahkan untuk makan nasi saja sulit.

Lahir di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kediri 8 Juli 1957, Moeldoko si bungsu dari 12 bersaudara ini semasa kecilnya adalah seorang anak kampung, yang jauh dari hingar-bingar perkotaan. Kisah hidupnya penuh lika-liku dan perjuangan berat.

Tak Mampu Beli Beras dan Mencuri Kopra

Dalam sebuah acara saat Ramadan 2015 lalu, Moeldoko pernah bercerita, semasa kecil di desa, ia dulunya hidup susah, bahkan sering kelaparan karena orang tuanya tak mampu membeli beras untuk makan.

“Begitu sulitnya saat itu, makan nasi juga susah,” kata Moeldoko, Juli 2015 lalu dalam sebuah acara buka puasa bersama 3.000 anak yatim di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Meski susah, perut harus tetap terisi untuk melanjutkan hidup. Moeldoko menyiasatinya dengan sesuatu yang terpaksa ia lakukan. Moeldoko muda kerap mencuri kopra hanya untuk makan.

“Setelah turun truk, saya suka nyuri kopra buat isi perut, itu kondisi saya,” ujarnya.

Moeldoko dan Jokowi
Moeldoko dan Jokowi

Moeldoko saat Sekolah

Ketika masih duduk di bangku sekolah, hidup Moeldoko tak semudah murid-murid di kota-kota besar. Gedung SD yang ia tempati kerap kebanjiran, hingga harus mengungsi.

Beranjak ke bangku SMP, perjuangan Moeldoko kian berat. Ia harus berangkat setiap hari pukul 04.00 subuh, untuk naik kereta ke sekolahnya. Moeldoko bahkan tak punya sepeda.

Ketika pulang sekolah, Moeldoko hanya berharap pada boncengan, atau menunggu truk yang lewat menuju searah kampungnya untuk ditumpangi.

Moeldoko Jadi Tentara

Jenderal bintang empat ini adalah alumnus Akabri tahun 1981. Ia merupakan lulusan terbaik yang menerima penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa dan sederet tanda jasa lainnya.

Operasi Militer Moeldoko

Sepanjang karirnya di lapangan tempur, Moeldoko pernah ikut dalam Operasi Seroja Timor-Timur pada 1984, lalu Konga Garuda XI/A tahun 1995. Tak hanya di dalam negeri, Moeldoko pernah bertugas di Selandia baru pada 1983 dan 1987, juga Singapura, Jepang, Irak, Amerika Serikat hingga Kanada.

kepala staf kepresidenan moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

Menjadi Panglima TNI

Setelah pernah menjabat sebagai Pangdam Siliwangi lalu menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad, pada Sidang Paripurna DPR-RI tanggal 27 Agustus 2013, Jenderal Moeldoko diangkat menjadi Panglima TNI, menggantikan Laksamana Agus Suhartono pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Jabatan ini ia emban hingga 8 Juli 2015 di era Presiden Joko Widodo. Posisi Panglima TNI kemudian berganti dari Moeldoko ke Jenderal Gatot Nurmantyo.

Selamat ulang tahun, Pak Jenderal Moeldoko.

 

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini