Jatuh Bangun SNSD, Kehilangan Personel Tapi Tetap Eksis dan Kompak Hingga Kini

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa yang tak kenal dengan Girls Generation atau yang dikenal dengan sebutan SNSD? Girlgroup asal Korea Selatan ini menjadi salah satu group idol yang berhasil menyebarkan Hallyu Wave atau gelombang K-Pop.

Pembentukan SNSD diumumkan pada 16 Juli 2007 disertai pengumuman resmi profil masing-masing anggota. SNSD memulai debutnya secara resmi pada 5 Agustus 2007 dengan tampil di SBS Inkigayo membawakan singel pertama mereka “Into the New World”.

Meski menjadi girlgroup yang sukses, perjalanan karir para anggota SNSD tidaklah mulus. Hari ini, tepat 13 tahun mereka berkarir, Minews.id akan membahas perjalanan karir girlgroup asuhan SM Entertainment itu.

BACA JUGA: Heboh! Foto Tak ‘Normal’ BTS Sering Dipakai Program Berita Korsel, Begini Reaksi K-Netz

Penasaran? Simak ya ulasan berikut ini!

SNSD awalnya beranggotakan sembilan orang, yakni Taeyeon, Yuri, Hyoyeon, Sunny, Yoona, Tiffany, Jessica, Sooyoung dan Seohyun. Namun, seiring berjalannya waktu jumlah aggotanya berkurang.

Sewaktu debut, karir SNSD pun tak langsung bersinar meski dianggotai deretan wanita cantik. SNSD mulai menuju puncak kesuksesan pada 2009 ketika mereka merilis mini album ‘Gee’ yang langsung terjual 100 ribu kopi di Korea Selatan.

Lagu Gee juga bertahan sebagai juara sembilan minggu dalam acara musik, Music Bank. Video musik ini telah ditonton lebih dari 233 juta kali sejak

Sejak saat itu, setiap single dan album terbaru SNSD pasti akan berada di posisi puncak setelah dirilis. SM Entertainment kemudian menyiapkan konser perdana SNSD yang bertajuk ‘Into The New World’ pada November 2009 di mana tiket konser langsung habis terjual dalam tiga menit.

BACA JUGA: Rayakan 13 Tahun Debut, Ini Skandal Terburuk SNSD Selama Berkarir!

Tak hanya itu, keberhasilan SNSD dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang berhasil disabet. Salah satunya adalah piala dari YouTube Music Awards 2013 yang diketahui menyingkirkan Justin Bieber hingga Lady Gaga.

Girls Generation juga mendapatkan tempat sendiri di Billboad. Girls Generation dengan single “Mr.Mr” rilis 2014 silam berhasil ada di posisi 110.

Sayang, pada 29 September 2014 karena Jessica keluar dari SM Entertainment akibat permasalahan pengaturan jadwal. Pada 2015, mereka kembali dengan lagu “Party ” dan “Lion Heart” yang merupakan proyek musik pertama SNSD setelah Jessica Jung hengkang.

Hebatnya, “Lion Heart” menempati posisi pertama dalam Billboard di World Album Chart. Hal itu juga menambah panjang prestasi yang diraih SNSD. Mereka berhasil mengumpulkan 20 piala dari berbagai acara musik ternama saat itu.

Lagi-lagi, SONE (sebutan bagi penggemar SNSD), harus mendengar jabar tak mengenakkan. Pada Oktober 2017, tiga anggota lainnya, Tiffany, Seohyun dan Sooyoung hengkang dari SM Entertainment.

Tidak ada penjelasan mendetail, SM hanya mengatakan personel masih berdiskusi tentang keputusan mereka masih bisa mengikuti aktivitas SNSD atau tidak.

Sejak Seohyun, Tiffany, dan Sooyoung memutuskan untuk keluar dari SM Entertainment, banyak penggemar yang khawatir dengan masa depan SNSD. Namun, lima member yang tersisa, Taeyeon, Yuri, Yoona, Sunny dan Hyoyeon pun kembali sebagai sub-unit baru Oh!GG dengan single Lil’ Touch.

BACA JUGA: 13 Tahun Debut, Ini Deretan Lagu Girls’ Generation yang Hits Sepanjang Masa!

Dilansir dari Soompi, selain kata seru ‘Oh!’ nama GG adalah kependekan dari nama SNSD dalam versi bahasa Inggris. Maknanya, para personelnya akan berusaha menampilkan warna musik dan pesona yang berbeda untuk menarik perhatian penggemar internasional.

Selain itu, dalam bahasa Korea, pengucapan Oh!GG juga mirip dengan ungkapan yang bermakna “hebat” atau “tanpa cela”.

Meski sudah berbeda agensi, delapan anggota Girls Generation ini masih kerap terlihat bersama, seperti saat merayakan hari jadi SNSD ke-13. Seperti yang terlihat dalam unggahan para anggota SNSD hari ini.

View this post on Instagram

. 항상 그 이상을 이뤄낼 수 있었던건 우리 서로의 믿음과 열정이 있었다고 생각해 그리고 우리 소원과의 믿음과 사랑이지 우헤헤 13주년 축하해! 지•소, 앞•소, 영원히 소녀시대!? 아. 이렇게 단합력 좋은 소시 칭찬해? . #13YearsWithGirlsGeneration #GirlsGeneration13thAnniversary #13SummersWithGG #13년째_지금은_소녀시대 #GG4EVA #SOONEDAY #13YEARSWITHINTW #13YEARSWITHSOONE #소녀시대 #소원 #girlsgeneration #sone #GG4EVA

A post shared by Hyoyeon Kim (@hyoyeon_x_x) on

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini