Jangan Asal Makan, Ini Sejarah Nasi Kuning Kesukaan Semua Orang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nasi kuning kerap kita jumpai di berbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi, dari mana sebenarnya nasi kuning berasal dan apa makna di balik nasi kuning?

Nasi kuning merupakan makanan tradisional yang populer di kalangan masyarakat. Nasi ini selalu hadir dalam berbagai perayaan atau upacara adat karena nasi ini merupakan hidangan yang mengungkapkan rasa syukur. Nasi kuning bisa ditemukan di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Manado dan Banjar.

Yup, jadi nasi kuning berasal dari pulau Jawa. Namun, hingga saat ini para pakar kuliner masih belum mengetahui dari daerah Jawa bagian mana nasi kuning berasal.

Bondan Winarno, pakar kuliner Indonesia mengatakan bahwa nasi kuning yang ada di beberapa daerah tersebut awalnya karena ada pengaruh dari Jawa.

“Misalnya nasi kuning di Manado. Saya pernah makan di tempat cukup terkenal dan tanya, ternyata keluarganya memang dari Jawa,” kata Bondan.

Begitu pula dengan nasi kuning khas Banjar. Diakui Bondan, dirinya sempat menanyakan hal yang sama dan ternyata memang ada silsilah keturunan Jawa untuk resep nasi kuning yang dijajakan oleh gerai tersebut.

“Nasi kuning dikenalnya memang ada pengaruh dari Jawa,” pungkasnya.

Lalu, untuk warna kuning pada nasi berasal dari pewarna alami sehingga dijamin aman dikonsumsi. Pewarna alami yang digunakan supaya nasi berwarna kuning adalah kunyit. Menurut masyarakat Jawa, warna kuning melambangkan emas yang berarti kekayaan.

Di dalam tradisi Bali, terdapat empat warna keramat yaitu putih, hitam, merah dan kuning. Oleh sebab itu nasi kuning sering digunakan pada saat hari Kuningan.

Nasi kuning bisanya dibentuk kerucut menyerupai gunung dan dinamakan tumpeng. Nasi kuning merupakan makanan tradisional yang sudah berumur ratusan tahun. Nasi kuning sudah ada sejak kerajaan hindu muncul di tanah Jawa.

Agama Hindu mempercayai bahwa dewa-dewi banyak yang tinggal di gunung dan di pulau Jawa terdapat banyak gunung. Mulai dari gunung berapi hingga yang tidak. Masyarakat kerajaan hindu membuat nasi kuning berbentuk kerucut untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan memohon keselamatan kepada dewa-dewi.

Walaupun nasi kuning berasal dari masyarakat yang beragama Hindu, saat kerajaan Islam mulai muncul di tanah Jawa, masyarakat di pulau Jawa tetap membuat tumpeng untuk mengungkapkan rasa syukur. Ketika agama Islam muncul di pulau Jawa, tumpeng digunakan sebagai ungkapan rasa syukur dan memohon keselamatan kepada Tuhan.

Nasi kuning tetap ada di masyarakat pulau Jawa meskipun bukan Hindu lagi yang berkuasa karena menghilangkan tradisi yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat itu sangat sulit.

Nasi kuning biasanya disajikan dengan berbagai lauk pauk seperti telur, abon, kering tempe dan sebagainya. Saat ini nasi kuning tidak hanya digunakan untuk upacara adat saja.

Kamu bisa membuat nasi kuning untuk perayaan ulang tahun kelahiran, ulang tahun pernikahan atau syukuran atas keberhasilan anda dalam dunia pendidikan. Nasi kuning memilki cita rasa yang manis dan gurih. Jika anda kurang suka makan makanan yang manis, anda bisa makan nasi kuning menggunakan sambal.

Reporter: Indah Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jelang Penetapan Kenaikan UMK 2025, KSPSI Gunungkidul Minta Kenaikan UMK Minimal 10%

Mata Indonesia, Gunungkidul - Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Gunungkidul masih menunggu rapat koordinasi lanjutan penetapan besaran upah minimum kabupaten dan terus mengawal penetapan UMK 2025 di Kab. Gunungkidul agar mencapai target minimal 10%.
- Advertisement -

Baca berita yang ini