Ini Sejumlah Nama untuk Stasiun Jakarta Kota

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Stasiun Jakarta Kota yang diresmikan operasionalnya 8 Oktober 1929, dikenal dengan banyak nama.

Nama yang paling terkenal adalah Beos. Supir bajaj hingga Transjakarta banyak yang menyebut begitu jika kita minta diantarkan ke tempat tersebut.

Nama Beos sendiri dikabarkan memiliki sejumlah versi. Yang pertama Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij berarti Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur.

Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya.

Hal itu sesuai dengan fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.

Sebelumnya Stasiun itu dikenal dengan sebutan Batavia Zuid atau Batavia Selatan karena ada stasiun yang sama di sebelah utaranya yaitu Batavia Noord.

Stasiun terakhir ini letaknya sangat dekat dengan Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahilah, namun karena rawan banjir maka stasiun itu dipindahkan ke selatan di tempatnya sekarang.

Kini, selain Beos nama resminya adalah Stasiun Jakarta Kota.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini