MATA INDONESIA, JAKARTA Soe Hok Gie yang pernah diperankan Nicholas Saputra adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Sastra Jurusan Sejarah tahun 1962- 1969. Namun, di masa hidupnya dia lebih dikenal sebagai seorang demonstran atau istilah keren sekarang aktivis.
Pada 17 Desember kemarin seharusnya menjadi ulang tahun Gie yang ke 77 tahun. Pria yang lahir di Jakarta tahun 1942 itu dikenal sangat lantang menolak pemerintahan otoriter Orde Baru.
Selain menjadi aktivis, Gie juga gemar mendaki gunung. Sehari sebelum ulang tahunnya ke-27 bersama teman-temannya dia mendaki Gunung Semeru.
Mendekati puncak mereka terhirup gas beracun dari gunung aktif tersebut. Sayang nyawa Gie tidak selamat setelah mengalami kejang-kejang.
Mengenangnya, Mata Indonesia mengumpulkan 5 fakta tentang sosok yang dikenal sebagai demonstran itu:
1. Mendapat Intimidasi Karena Tulisannya
Gie pernah mendapat kiriman surat kaleng dari seorang pendukung Sukarno, sebab menulis kritikan yang dimuat dalam koran Mahasiswa Indonesia.
2. Gemar Membaca Buku Sastra
Sejak di bangku SD, Gie bersama sang kakak Soe Hok Djin sering datang ke perpustakaan umum. Dia suka membaca buku sastra seperti karyanya Pramoedya Ananta Toer, bahkan hingga berkuliah di fakultas sastra.
3. Mendirikan Mapala UI
Kecintaannya mendaki gunung, membuat Gie ikut mendirikan UKM pecinta alam di Universitas Indonesia alias Mapala UI.
4. Mengecam Pembantaian Kader PKI
Menjadi aktivis Gie sangat sering mengkritik Partai Komunis Indonesia (PKI). Walaupun begitu dia tidak setuju pembantaian kader ataupun simpatisan PKI setelah kejadian G30S.
5. Mengirim Lipstik dan Bedak ke DPR
Gie pernah mengirimkan bedak beserta lipstik kepada 13 aktivis mahasiswa alias teman- teman seangakatannya yang menjadi anggota DPR. Kiriman itu sebagai sindiran, agar mereka bisa berdandan dan tambah “cantik†di hadapan penguasa, karena teman-temannya sudah lupa dengan rakyat dan lebih mementingkan posisi di parlemen Orde Baru.
6. Sahabat Prabowo Subianto
Sebelum berkarir di kemiliteran, Prabowo Subianto pernah menjadi sahabat Soe Hok Gie. Dia pertama kali bertemu Prabowo saat bertamu ke rumah Soemitro Djojohadikoesoemo, ayah Prabowo. Pria keturunan China itu memang sangat mengenal keluarga Prabowo, karena aktif di Gerakan Pembaruan yang dibentuk Soemitro yang berjuluk ‘begawan ekonomi Indonesia.’
Saat itu lah dia bertemu Prabowo yang di usianya ke-16 sudah gemar membaca jurnal Indonesia terbitan Cornell University. Hal itu membuat Gie kagum dan akhirnya mereka pun bersahabat erat.
(Yuri Giantini)