In Memoriam, 5 Fakta Asmuni Sang Pelawak Legendaris Berkumis Charlie Chaplin

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Dalam dunia komedi Indonesia, Asmuni dikenang sebagai salah satu legenda. Hari ini adalah peringatan yang ke-12 tahun atas kepergiannya.

Pelawak yang dikenal khas dengan blangkon dan kumis Charlie Chaplin ini semasa hidup sudah malang melintang di dunia hiburan Tanah Air.

Pria kelahiran Jombang 17 Juni 1932 ini menghembuskan nafas terakhir pada 21 Juli 2007 silam, di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Berikut 5 fakta menarik tentang Asmuni:

1. Pernah Jadi Penyanyi Orkes Angkatan Bersenjata

Asmuni awalnya adalah seorang penyanyi. Kiprah menyanyinya banyak ia lakukan bersama orkes Angkatan Bersenjata. Pada tahun 1950 ia menyanyi bersama orkes Angkatan Darat dan kemudian diminta untuk membina orkes musik Angkatan Laut. Kiprah Asmuni di dunia tarik suara dibuktikan dengan piringan hitam yang sempat ia keluarkan yang berjudul Sungai Barito.

2. Gabung Srimulat

Perkenalannya dengan dunia komedi dimulai saat dirinya bertemu dengan legenda komedi Bing Slamet saat ia masih membina orkes musik Angkatan laut di Surabaya. Di saat itulah Asmuni banyak menimba ilmu dari Bing Slamet.

Lepas dari dinas di Angkatan Laut, Asmuni mulai tergoda untuk menekuni dunia lawak. Ia memutuskan untuk bergabung dengan grup lawak Lokaria pimpinan Amang Rahman. Ternyata banyak yang menganggap aksi Asmuni di panggung lucu.

Pada tahun 1976, aksi lawak Asmuni membuat pendiri Srimulat, Teguh tergoda untuk merekrutnya di Srimulat Surabaya. Nah, di grup lawak legendaris inilah nama Asmuni semakin dikenal orang karena aksi lucunya.

3. Celetukan Khas, Blangkon dan Kumis ala Charlie Chaplin

Celetukan-celetukannya yang segar selalu memancing tawa para penonton seperti “Hil yang mustahal” dan “Tunjep poin” sudah melekat dalam dirinya. Asmuni pun semakin populer saat dirinya memakai kumis tipis ala Charlie Chaplin dan blankon sebagai aksesorisnya di panggung yang menjadi ciri khasnya.

4. Ikut Main Film

Meski dikenal sebagai pelawak, Asmuni tercatat telah membintangi sejumlah film dan pementasan, bermain di pangung ludruk yang memang basis karirnya.

Sejumlah film terhitung pernah ia bintangi dengan sukses. Sebut saja Bukit Perawan (1976), Raja Pungli (1977), Gaya Merayu (1980), Untung Ada Saya (1982), Gepeng Mencari Untung (1983), Gepeng Bayar Kontan (1983), Senjata Rahasia Nona (1983), Montir Montir Cantik (1984), Semua Karena Ginah (1985), Tahu Sama Tahu (1986), Kecil-Kecil Jadi Pengantin (1987), Cintaku Di Rumah Susun (1987), Akibat Terlalu Bebas (1987), Akibat Terlalu Genit (1988), Nyoman Cinta Merah Putih (1989).

5. Punya Warung Rujak Cingur di Slipi

Setelah Aneka Ria Srimulat redup, Asmuni sempat memperkuat Ludruk Glamour yang nasibnya-pun sama dengan Srimulat. Dan diakhir hayatnya Asmuni menata bisnis warung rujak cingurnya di Slipi. Bahkan ia akhirnya membuka cabang di daerah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur sampai akhir hayatnya. (Krisantus de Rosari Binsasi)

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini