MATA INDONESIA, JAKARTA – Manusia pasti pernah bermimpi untuk bisa terbang, bukan? Untuk itu, pasti kalian telah mengenal Wright bersaudara pelopor kehadiran pesawat terbang, serta Yves Rossy dan Vince Reffet orang yang terbang menggunakan mesin jet.
Ternyata, terdapat seorang ilmuwan muslim yang telah mengembangkan prinsip-prinsip penerbangan. Upaya pertama manusia agar bisa terbang dilakukan oleh orang Cina dengan menggunakan layang-layang sekitar abad ke 5 sebelum Masehi.
Manusia pertama yang bisa terbang adalah seorang muslim bernama Abbas Ibnu Firnas pada tahun 875 di kota Qutuba Al-Andalus, sekarang menjadi Cordoba, Spanyol. Abbas Ibnu Firnas merupakan seorang fisikawan dan ahli matematika. Lahir di Izn-Rand Onda (sekarang dikenal dengan Ronda, Spanyol), Abbas dikenal sebagai sosok yang multi talenta. Selain dikenal sebagai peneliti bidang sainstek. Ia dikenal sebagai ahli di bidang puisi Arab dan seorang musisi. Bahkan, ia pernah menerbitkan beberapa puisi berbahasa Arab. Abbas mendalami ilmu sainsteknya di kota Kordoba dan Baghdad.
Ketertarikan Abbas bermula saat ia menyaksikan atraksi Armen Firman. Armen Firman menggunakan semacam sayap dari jubah sutra yang disangga kayu. Sayap buatannya itu ternyata membuatnya melayang sebentar di udara dan memperlambat jatuhnya. Setelah itu, ia berhasil mendarat walaupun mengalami cidera ringan. Alat yang digunakan dikenal sebagai parasut pertama di dunia.
Setelah menonton aksi Armen Firman, Abbas pun mulai mempelajari prinsip-prinsip penerbangan hingga membuat mesin terbangnya sendiri disela-sela kesibukan nya.
Akhirnya setelah 20 tahun menghabiskan waktu untuk belajar. Abbas berhasil membuat sebuah pesawat terbang untuk dirinya sendiri. Ia memulai percobaannya dengan melompat dari bukit Jabal Al-Arus.
Tentu saja, Abbas tak menggunakan mesin terbang canggih. Abbas Ibn Firnas mengenakan sayap burung buatannya lengkap dengan bulu-bulu yang terbuat dari sutra. Dirinya telah memperhitungkan jumlah bulunya agar dapat menahan berat tubuhnya. Masyarakat segera berkumpul di kota Cordoba, saat Abbas Ibn Firnas mengumumkan akan melakukan percobaan terbang.
Hebatnya adalah meski sederhana namun pesawat ini berhasil membuat Abbas Ibn Firnas terbang selama 10 menit di angkasa. Percobaan terbangnya banyak menginspirasi ilmuwan-ilmuwan barat untuk mengembangkan pesawat.
Sebelum terjun, ia sempat mengucapkan kalimat perpisahan guna mengantisipasi jika penerbangannya gagal dan ia harus menjemput ajalnya. Namun, firasatnya pun salah. Setelah terjun dari Jabal Al-Arus, Abbas nampaknya belum memikirkan proses pendaratan yang tepat. Saat ia hendak mendarat, Abbas pun tak mampu mengontrol kecepatan pesawatnya yang mengakibatkan dirinya terhempas ke tanah dan mengalami cedera serius.
Dalam kecelakaan tersebut, Abbas Ibn menyadari dan mendapatkan pelajaran bahwa desain pesawatnya belum dilengkapi bagian untuk memperlambat kecepatan terbang serta tak merancang ekor tersebut. Abbas Ibn Firnas tak mampu menciptakan pesawat lain dengan desain yang lebih sempurna. Hal itu disebabkan, karena kondisi kesehatannya yang kian memburuk pasca gagalnya uji coba pesawat perdananya. Akhirnya ia pun meninggal pada 887 Masehi, 12 tahun setelah insiden tersebut.
Reporter: Azizah Putri Octavina