MATA INDONESIA, JAKARTA – Usai kemenangan Uni Soviet atas pasukan NAZI pada Februari 1943 dalam Pertempuran Stalingrad, peta kekuatan Perang Dunia II pun mulai berubah. Adolf Hitler mulai menelan kekalahan demi kekalahan, hingga akhirnya tumbang tahun 1945.
Keberanian Tentara Merah mengadang NAZI di Stalingrad, menggerakkan hati Raja George VI, penguasa Inggris.
Dalam Konferensi Teheran tahun 1943, pemerintahan Inggris secara resmi menyerahkan sebuah pedang dari sang raja, yang diberi nama Pedang Stalingrad. Hadiah ini disebut sebagai persembahan besar warga Inggris untuk Uni Soviet.
Bagian paling berkesan pada pedang ini adalah, di bagian bawahnya tertulis sebuah kalimat penghargaan besar Raja George untuk semua orang yang berjuang dalam pertempuran mempertahankan Stalingrad. Kalimat ini ditulis dalam dua huruf, yakni Rusia dan Latin.
ГРАЖДАНАМ СТАЛИНГРАДА • КРЕПКИМ КАК СТАЛЬ • ОТ КОРОЛЯ ГЕОРГА VI • В ЗНАК ГЛУБОКОГО ВОСХИЩЕНИЯ БРИТАНСКОГО НАРОДА
TO THE STEEL-HEARTED CITIZENS OF STALINGRAD • THE GIFT OF KING GEORGE VI • IN TOKEN OF THE HOMAGE OF THE BRITISH PEOPLE
Dalam bahasa Indonesia, berarti: “Untuk warga Stalingrad yang berhati baja. Hadiah yang dipersembahkan oleh Raja George VI sebagai tanda penghormatan warga Inggris.”
Pembuat Pedang
Pedang ini dibuat dengan memakan waktu tiga bulan lamanya. Pedang ditempa oleh Tom Beasley dan asistennya, Sid Rouse dari Wikinson Sword, dengan meniru desain dari RMY Gleadowe.
Tulisan Rusia pada pedang dibuat oleh Sir Ellis Hovell Minns dan Presiden Universitas Pembroke. Sementara kaligrafinya dikerjakan MC Oliver dan Kopral Leslie G Durbin dari RAF.
Besi untuk pedang berasal dari Anderson Brothers dan Newbould of Sheffield. Seluruh pengerjaan diawasi oleh para ahli dari Goldsmiths’ Hall.
Penyerahan Pedang
Pedang Stalingrad diserahkan oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill kepada Josef Stalin di gedung kedutaan Soviet di Teheran.
Saat penyerahan, Chuchill mengatakan, “Saya diperintahkan untuk menyerahkan pedang ini sebagai tanda penghormatan rakyat Inggris.” Stalin kemudian menerima pedang tersebut, lalu menciumnya.
Presiden Amerika Serikat Franklin D Rossevelt juga ikut memegang pedang itu. Ia kemudian berkata, “Sungguh mereka berhati baja.”
Tiga Duplikat
Pedang Stalingrad memiliki tiga duplikat yang juga dibuat oleh Wikinson Sword, yang sekarang disimpan di Museum Wikinson, Museum Nasional Sejarah Militer Afrika Selatan, dan yang terakhir menjadi koleksi pribadi. Sementara itu, pedang yang asli disimpan di Museum Pertempuran Stalingrad di kota Volvograd.