Donat Berasal dari Kue Minyak yang Digoreng dengan Lemak Babi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Donat, kudapan manis berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya. Hingga kini masih menjadi kudapan yang banyak penggemarnya. Apalagi, kini banyak toko-toko roti yang menjual donat dengan topping yang beragam.

Teksturnya yang empuk dan rasa yang manis membuat orang-orang di segala usia menyukainya.

Membahas donat, rasanya sangat tak afdal jika tidak mengetahui asal-usulnya. Sebenarnya, kudapan ini berasal mana?

Belanda

Di awal abad ke-19, orang Belanda gemar membuat olykoeks atau kue minyak. Olykoeks inilah yang pada akhirnya menjadi cikal bakal donat. Bahkan sebenarnya resep dari kue ini telah ada di buku masak Belanda sejak abad ke-17.

Olykoeks alias Kue Minyak, asal muasal Donat
Olykoeks alias Kue Minyak, asal muasal Donat

Olykoeks berbentuk bulat dan cara pengolahannya adalah dengan cara menggorengnya dengan lemak babi hingga berwarna cokelat keemasan.

Kala itu, ketika imigran Belanda menetap di Amerika Serikat, kebiasaan mereka membuat olykoeks tidak hilang. Oleh karenanya, banyak orang Amerika Serikat yang mengenal dan menyukai kue tersebut.

Orang Amerika kemudian membuat Olykoeks. Namun mereka tidak serta merta mencontek kue Belanda tersebut, melainkan menyadurnya dengan budaya mereka sendiri.

Penyebutan donat paling awal dalam literatur Amerika Serikat ada dari tulisan Washington Irving, seorang penulis dan diplomat, yang terkenal dengan Rip Van Winkle dan The Legend of Sleepy Hollow.

Dalam buku berjudul Knickerbocker’s History of New York tahun 1809, ia menggambarkan tradisi kuno Amero-Belanda, yakni “pesta teh primitif”. Para bangsawan melakukan pesta ini dengan minum teh dan menyantap donat.

Di pesta tersebut, mereka membanggakan sepiring adonan bola-bola manis yang digoreng dengan lemak babi, yang disebut olykoeks atau donat. Karena kue lezat itu hanya dikenal oleh segelintir orang di Amerika Serikat, para bangsawan sangat membanggakannya.

Kemudian, lebih dari 50 tahun setelah Irving menulis buku tersebut, donat mulai bertransformasi dengan bentuk yang sedikit berbeda, yakni dengan lubang di tengahnya.

Ada sebuah cerita mengapa kini donat memiliki lubang di tengahnya. Cerita tersebut berasal dari Kapten Hanson Crockett Gregory, seorang pelaut New England, dan ibunya, yang selalu memberikannya bekal donat.

Ibunya sengaja membuat Donat tersebut untuk bekal sang Kapten saat pergi berlayar. Lalu ia memiliki ide untuk memasukkan donat tersebut ke pegangan roda kemudi kapal sebagai kudapan selama badai.

Kemudian ada pula versi yang menyebutkan bahwa Kapten Gregory sengaja membuat lubang di tengah sebelum menggoreng kudapan ini. Hal ini supaya tingkat kematangannya merata dan tidak mentah. Lubang di tengah ini terinspirasi dari kemudi kapal.

Dalam buku berjudul The Donut: History, Recipes, and Lore from Boston to Berlin karya Michael Krondl, dulunya para penangkap ikan paus New England membuat kudapan ini dari tepung dan kemudian mengorengnya dengan minyak ikan.

Sebagai penangkap ikan paus, tentu saja ada banyak sekali lemak ikan paus di kapalnya, sehingga para penangkap tersebut memutuskan untuk memanfaatkan minyak tersebut.

Ada pula kisah lain dari gadis sukarelawan Salvation Army yang membuat donat untuk pasukan Amerika Perang Dunia Pertama. Ia kemudian membagi donat tersebut ke pasukan di garis depan.

Tujuan pemberian donat untuk para pasukan tersebut adalah agar mereka dapat merasakan atmosfer rumah guna mengobati kerinduan mereka pada rumah, karena pada dasarnya donat memang merupakan kudapan khas rumahan.

Reporter: Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini