Don King, Kisah Kelam Kurir Taruhan Ilegal Hingga Jadi Promotor Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa musuh bersama para petinju legendaris seperti Mike Tyson dan Muhammad Ali? Jawabannya Don King.

Promotor berambut landak ini sangat dibenci oleh kedua petinju itu. Padahal, mereka ini seringkali menjadi andalan saat ada pergelaran tinju kelas berat dunia di zamannya.

Don King lahir di Kota Cleveland, Negara Bagian Ohio pada 20 Agustus 1931. Perjalanan hidupnya sangat berliku dan dipenuhi kontroversi. Mulai dari keterlibatannya dalam kasus pembunuhan hingga dugaan penggelapan uang.

Promotor tinju yang dikenal dengan model rambut landaknya itu berjasa membesarkan sejumlah petinju legendaris. Sebut saja Muhammad Ali, Mike Tyson, Lennox Lewis, Larry Holmes, Julio Cesar Chavez, Sugar Ray Leonard , Leon Spinks, Roberto Durán , Julio Cesar Chavez, Evander Holyfield , dan Felix Trinidad.

Dari sudut pandang industri olahraga, pemilik nama asli Donald King itu dikenal jagonya. Dia mampu memoles seorang petinju hingga memiliki nilai jual tinggi.

Sosok dengan gaya rambut tegak itu pertama kali terkenal melalui promosinya pada 1974 “Rumble in the Jungle ”, yaitu pertarungan antara Muhammad Ali dan George Foreman di Kinshasa, Zaire yang sekarang menjadi Republik Demokratik Kongo.

Korban Perampokan

Saat tumbuh di Cleveland, Don King membiayai hidupnya dengan menjadi kurir slip taruhan ilegal. Dalam waktu singkat, ia kemudian menjadi pemeras lokal yang terkenal di Cleveland. Bahkan, ia hanya berkuliah di Case Western Reserve University selama satu tahun demi fokus menjalankan bisnisnya tersebut.

King pernah menjadi korban perampokan. Ia tidak menerima begitu saja, lalu ia menembak dan membunuh pria yang bernama Hillary Brown. Pengadilan memutuskan bahwa King menjadi korban pencurian. Ia bebas dari hukuman.

Tidak berhenti di situ pada 20 April 1967, Don King membunuh salah satu mantan karyawannya yang bernama Sam Garrett yang berhutang kepada King USD 600. Menurut  King, Garrett berhutang kepadanya sebesar USD 900. Mereka dengan cepat bertengkar hingga King membunuh Garret sampai mati.

Salama persidangan Don King membela diri saat dia mengatakan Garrett mengikutinya keluar dari bar dan mengancam nyawanya. Ia menyatakan bahwa ia turun dari mobil lalu membalas tendangan Garrett. Ia pun menegaskan tak pernah menendang kepala Garret.

Tetapi menurut saksi mata, mereka melihat King menendang kepala Garrett 3 kali dan memukulnya dengan revolver caliber sebanyak 38 kali hingga Garrett meninggal dunia di rumah sakit lima hari kemudian.

Setelah persidangan Don King mendapat vonis bersalah atas pembunuhan tingkat dua. Hukuman yang memungkinkan ia mendekam di penjara seumur hidup. Namun, hukuman itu berubah menjadi pembunuhan sukarela. King hanya mendapat hukuman selama tiga tahun sebelas bulan di Lembaga Permasyarakatan Marion.

King dan Muhammad Ali

Awal mula King memulai bisnis promotor tinju, ketika bebas dari penjara pada 1971 karena tuduhan pembunuhan. Di tahun selanjutnya, ia membujuk Muhammad Ali untuk berkompetisi dalam sebuah pameran amal, mengumpulkan uang bagi sebuah rumah sakit Cleveland. Atas keberhasilan ini dan dengan dorongan Ali, King menjadi promotor penuh waktu pada pertarungan Ali-Foreman 1974.

King menggelar tujuh pertarungan bersama Ali, termasuk “Thrilla in Manila” yang legendaris, pertarungan tahun 1975 antara Ali dan Joe Frazier dengan penonton lebih dari satu juta orang di seluruh dunia. Pertunjukan ini menghasilkan USD 6 juta bagi Ali. Dia juga mempromosikan pertarungan petinju seperti Sugar Ray Leonard , Leon Spinks , Roberto Durán , Julio César Chávez , Mike Tyson, Evander Holyfield , dan Felix Trinidad.

Meski begitu, King ternyata tak lepas dari kontroversi. Saat menjadi promotor tinju, King juga licik dengan strategi bisnisnya. Ia punya kontrol yang cukup besar kepada petinju top, terutama kelas berat. Don King menggunakan klausul kontrak yang mengharuskan seorang petinju yang ingin menantang petarung milik King untuk setuju bergabung di masa depan jika menang.

Jadi, tidak peduli petinju mana yang menang, King akan mewakili pemenangnya. Mereka yang tidak mau menandatangani kontrak dengan klausul wajib ini merasa sangat sulit untuk mendapatkan pertarungan, terutama pertarungan gelar, dengan petinju milik King.

Bahkan, pada 1999, Biro Investigasi Federal AS menyita ribuan catatan dari kantor King yang berkaitan dengan dugaan pembayaran oleh King kepada presiden Federasi Tinju Internasional untuk tujuan mendapatkan peringkat yang lebih menguntungkan bagi para petinju King.

Hubungan Don King dengan para petinju juga penuh dengan kontroversi. Dengan Muhammad Ali misalnya, King sengaja menyembunyikan hasil tes Kesehatan Muhammad Ali yang menunjukkan gejala parkinson jelang melawan Larry Holmes dalam perebutan juara kelas berat, 2 Oktober 1980 agar pertandingan tetap berlangsung. Akibatnya, Ali mengalami kalah TKO di ronde ke-11 dan semenjak itu kesehatannya terus menurun.

Reporter : Firda Padila

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tol Baru, Tantangan Baru: Polisi Siapkan Strategi Hadapi Kepadatan di Jogja saat Nataru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan dipastikan mulai beroperasi secara fungsional selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kehadiran tol ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mengantisipasi kepadatan, polisi lalu lintas telah mempersiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini