Djafar Assegaf: Wartawan Tidak Pernah Pensiun!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Salah satu kutipan yang selalu diungkapkan seorang Sayyid Dja’far bin Husein bin Ahmad Assegaf alias Djafar Assegaf adalah “wartawan tidak pernah pensiun.”

Lelaki Arab yang lebih dikenal dengan Djafar Assegaf itu memang mengabdikan sepanjang hidupnya untuk Jurnalistik.

Lulusan pertama Jurusan Ilmu Publisistik (saat ini Komunikasi Massa) FISIP UI memiliki rekam jejak di dunia kewartawanan yang tidak perlu diragukan lagi. Mulai dari reporter hingga sejumlah jabatan penting surat kabar pernah disandangnya.

Dia pernah menjabat Redaktur Politik Harian Indonesia Raya (1956-1959), Wakil Pemimpin Redaksi Harian Abadi (1959-1960), Managing Editor Indonesia Raya (1968), lalu Pemimpin Redaksi Harian Suara Karya (1972-1990). Selain itu di tahun 1980-an pernah menjadi Wakil Pemimpin Umum LKBN Antara.

Berikutnya, dia diminta menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Warta Ekonomi (1990 -1993), Pemimpin Redaksi Harian Media Indonesia (1997-2001), Wakil Pimpinan Umum Harian Media Indonesia sejak 2002 lalu menjadi anggota Dewan Redaksi Media Indonesia (1997-2001).

Hasil menggeluti jurnalistik praktis itu membuat dia ingin menuangkan ilmunya kepada para jurnalis muda. Maka dia menulis sebuah buku berjudul “Jurnalistik Masa Kini” yang sering dijadikan buku pegangan para mahasiswa yang menggeluti ilmu jurnalistik atau komunikasi massa.

Bukan cuma itu buku yang berhasil dia tulis. Dia juga menulis “Taipan, Koneksi Bisnis dan Konglomerasi” (Warta Ekonomi, Jakarta, 1994).

Selain itu ada dua lagi buku yang diterbitkan berbarengan yakni “Di ambang Balkanisasi dan Disintegrasi: NKRI Menghadapi Pancaroba Politik” (Spora Pustaka, Jakarta, 2002) yang berisi keprihatinan Djafar tentang Negara Kesatuan RI serta “Perlawanan Dalam Kungkungan” yang berisi soal jurnalisme, kebebasan pers, dan kode etik profesi.

Djafar merupakan salah satu figur yang hingga akhir hayatnya tetap teguh pada dunia pers. Hal itu pula yang membuat dia meraih anugerah “Lifetime Achievement Award” saat Peringatan Hari Pers Nasional pada 2008 sekaligus HUT ke-62 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). (Nita Khairani)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini