Cerita Ali H Bogra Tak Kenal Tri Sutrisno saat Tes Masuk Akabri

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mayor Jenderal Ali Hamdan Bogra telah resmi menjabat sebagai Pangdam Kasuari. Melalui unggahan channel Youtube TNI AD, ia pun menceritakan kisah perjalanan karirnya.

Pria kelahiran di Serui, Papua, 6 Januari 1963 ini awalnya ternyata tak berminat masuk tentara. Setamat dari SMA Negeri 1 Manokwari, Papua Barat, Ali mengaku sempat kebingungan untuk melanjutkan studi. Ia pun memutuskan ke Surabaya dengan menumpangi kapal Pelni.

“Begitu datang sampe Surabaya untuk daftar Akademi Maritim, tau-taunya udah tutup. Ya udah akhirnya ke Semarang saya. Sampe ke sana,ternyata Pendidikan Pariwira Pelayaran Besar (P3B) Semarang juga sudah tutup tiga hari yang lalu,” katanya.

Ali pun terpaksa pulang ke Papua. Ia ikut menumpang kapal bersama tim sepak bola dari Merauke yang baru selesai bertanding.

“Ya uda saya ikut itu aja udah. Ikut mereka pulang ke Papua,” ujarnya.

Setahun tinggal di Papua, Ayahnya sempat bertanya kepadanya perihal masa depannya. Ia pun berjanji untuk tetap mengejar cita-citanya di tanah Jawa.

“Akhirnya, bapak kirim saya balik lagi ke Jawa. Naik kapal Pelni lagi. Itu tahun 1983 ya,” katanya.

Ia pun tiba dengan selamat di Jakarta, tapi bukan untuk masuk tentara. Waktu itu, Ali berniat untuk jadi pilot. Ia pun segera mendaftar ke sekolah Pilot di Curug Tangerang lantaran banyak teman SMA nya yang bersekolah di sana.

“Akhirnya saya coba daftar dan ikut test, tapi gagal,” ujarnya.

Tapi Ali tak patah arang. Ia lalu mencoba peruntungan ke Akademi Maritim. Namun, saat tengah mencari brosur Ali juga mendengar kabar kalau Akabri juga membuka pendaftaran.

“Ya udah kalau ada Akabri coba daftarlah ke Akabri juga lah,” katanya.

Saat tes masuk Akabri, ia dites oleh Tri Sutrisno yang kala itu menjabat sebagai Pangdam Jaya. Tri Sutrisno pun masuk ke dalam ruang pantohir.

“Waktu itu kita cuma pakai kolor saja. Mungkin karena yang lain putih dan saya sendiri yang hitam, maka bapak bilang ya yang Irian, yang hitam itu berdiri. Sini, sini,” ujarnya.

Ali segera berdiri dan maju ke depan.

“Kamu kenal saya gak,” tanya Tri Sutrisno kala itu.

“Tidak kenal pak,” balas Ali.

Padahal di belakang Tri Sutrisno, ada asisten Kodam Jaya yang sudah berusaha memberikan isyarat soal jabatan beliau.

“Mereka bilang Pangdam, Pangdam. Tapi aku gak ngerti Pangdam itu,” kata Ali sambil tertawa.

“Jadi kamu tidak kenal saya?,” tanya Tri Sutrisno lagi.

“Tidak pak,” jawab Ali.

“Mau jadi tentara?,” tanya Tri Sutrisno.

“Mau pak,” balas Ali.

Mantan Wapres di era Soeharto itu pun mengatakan, kalau mau menjadi bagian dari TNI AD harus bisa beladiri. Kebetulan Ali juga pernah ikut latihan bela diri. Ia pun disuruh untuk memperagakan ilmu beladiri yang dikuasainya.

“Ya untung masih hapal-hapal jurus-jurusnya. Saya mukul sana, mukul sini dan tending. Jadi juga,” katanya.

Kata Tri Sutrisno, “bagus, silahkan duduk,”.

Ali pun mengucapkan terima kasih dan kembali tempat duduknya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini