Caminho de Peabiru, Jalan Setapak Kuno yang Menghubungkan Samudera Pasifik dan Atlantik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seorang jurnalis BBC, Catherine Balston menceritakan perjalanannya ke negara bagian Parana Brasil yang  tidak terlalu jauh dari perbatasan Paraguay. Ia mencari sisa-sisa Caminho de Peabiru.

Ini adalah jalan setapak kuno sepanjang 4.000 km. Jalan kuno ini menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik. Penemuan jalan ini bisa  mengungkap misterinya, meski pembuat dan rute aslinya hingga kini masih ketahuan.

Jalan setapak kuno sepanjang 4.000 km yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik (Catherine Balston/BBC)
Jalan setapak kuno sepanjang 4.000 km yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik (Catherine Balston/BBC)

Caminho de Peabiru adalah jaringan jalur sepanjang 4.000 km yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik – yang dibuat selama ribuan tahun oleh penduduk asli Amerika Selatan.

Ini adalah jalan spiritual bagi penduduk asli Guarani untuk mencari surga mitologis. Selain itu, disebut juga rute menuju kekayaan bagi penjajah Eropa yang ingin mengakses interior benua Amerika.

Namun, sebagian besar jalur asli ini telah menghilang, baik dimakan oleh alam atau diubah menjadi jalan raya. Baru dalam beberapa tahun terakhir, rute menarik ini mulai mengungkap misterinya kepada publik yang lebih luas, berkat jaringan jalur wisata baru yang terus berkembang.

Sebenarnya, pelaut Portugis, Aleixo Garcia adalah orang pertama yang telah menempuh perjalanan panjangnya melintasi jalan setapak ini.

Kapalnya karam pada tahun 1516 di pantai Brasil selatan dalam misi Spanyol yang gagal untuk menguasai River Plate. Saat itu ia dan setengah lusin pelautnya ditangkap oleh komunitas Guarani. Selama delapan tahun Garcia tinggal dan hidup bersama suku Guarani

Saat tinggal bersama suku tersebut, Garcia banyak mendengar mitos soal wilayah yang kaya dengan emas dan perak di daerah pegunungan. Ia pun penasaran dan memutuskan untuk mencarinya. Garcia melakukan perjalanan dengan 2.000 prajurit Guarani sampai ke Andes, hampir 3.000 km jauhnya.

Menurut peneliti Brasil Rosana Bond dalam bukunya, The Saga of Aleixo Garcia, Garcia menjadi orang Eropa pertama yang telah mengunjungi kekaisaran Inca, pada tahun 1524, hampir satu dekade sebelum penakluk asal Spanyol, Francisco Pizarro melakukannya. Namun, justru Fransisco Pizzaro lah yang terkenal sebagai penemu Kekaisaran Inca.

Jalan Setapak

Sekarang ini, Caminho de Peabiru  hanya memiliki sedikit sisa yang terlihat. Kurangnya bukti fisik ini tidak hanya menyebabkan teori yang berbeda di kalangan akademis tentang siapa yang menciptakannya dan kapan. Tetapi juga spekulasi liar bahwa jalan setapak ini justru bermula dari jejak perjalanan bangsa Viking atau Sumeria – atau bahkan Santo Thomas dalam misi penginjilan.

Peta Caminho de Peabiru
Peta Caminho de Peabiru

Beberapa teori menyebutkan rute tersebut ini sudah ada sekitar 400 atau 500 M. Yang lain mengindikasikan bahwa jalan itu sejak 10.000 tahun yang lalu oleh bangsa pemburu-pengumpul Paleo-India.

Pemerintah daerah dan kelompok sukarelawan baru-baru ini membuat dan menandai rute pendakian yang terinspirasi oleh Caminho de Peabiru.

Itu adalah bagian dari rencana ambisius di bidang pariwisata di seluruh negara bagian di Amerika Latin. Dengan memetakan rute pendakian dan bersepeda sepanjang 1.550 km yang berada di seberang negara bagian Parana dari pantai, melalui 86 kotamadya sampai ke perbatasan Paraguay.

Kelompok masyarakat Peabiru telah membuat dan menandai rute pendakian yang terinspirasi oleh Caminho de Peabiru (Catherine Balston/BBC)
Kelompok masyarakat Peabiru telah membuat dan menandai rute pendakian yang terinspirasi oleh Caminho de Peabiru (Catherine Balston/BBC)

Catherine telah melakukan perjalanan ke Peabiru untuk menguji salah satunya: jalur hutan yang melintasi tujuh air terjun di sepanjang aliran sungai.

Ia menjelajah bersama pemandu Arleto Rocha, seorang doktor arkeologi yang berasal dari Suku Guarani.

Menurut pemandunya, Caminho de Peabiru adalah jalur spiritual dalam budaya Guarani, yang mengarah ke surga mitologis yang mereka sebut Yvy MarãEy, yang terletak di seberang perairan (Atlantik) tempat matahari terbit.

Wilayah barat daya Brasil ini telah menjadi sarang penggalian arkeologi sejak tahun 1970-an dalam pencarian jejak Caminho de Peabiru.

Sebelumnya kawasan ini padat dengan populasi penduduk asli. Prakiraanya sekitar dua juta orang, terutama suku Guaran tinggal di kawasan ini sejak abad-16.

Sejarawan, astronom, dan arkeolog juga telah meneliti jalanan ini selama beberapa dekade. Mencoba menyatukan peta-peta lama, catatan kolonial, dan sejarah lisan untuk mencoba dan memahami asal-usul dan tujuan jalan setapak itu.

Menurut Archo, tujuan akhir dari perjalanan ini adalah surga. Penerjemahan surga menurut mitologi suku Guarani adalah tanah tanpa kejahatan. Malah, legenda Guarani menyebutkan bahwa jejak jalanan ini adalah refleksi di Bumi dalam galaksi Bima Sakti.

Dan akhir tujuan perjalanan ini adalah Enseada dos Britos. Sebuah teluk yang indah dan tenang. Mirip surga dengan pepohonan yang rindang. Dari sinilah, Suku Garcia pernah tinggal dan memulai misinya menjelajah ke kekaisaran Inca.

BBC/Reporter : Alyaa

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini