MATA INDONESIA, LONDON – Generasi 90-an, masih terngiang-ngiang dengan lagu berjudul Barbie Girl? Lagu itu mengiringi perjalanan 62 tahun boneka Barbie yang menjadi populer dan digemari anak perempuan sejak produksi masalnya oleh salah satu perusahaan mainan terbesar asal Amerika Serikat.
Boneka mainan yang terbuat dari plastik itu diproduksi perusahaan Mattel yang pertama kali diluncurkan dan diperkenalkan pada 9 Maret 1959. Hadir atas gagasan inspirasi seorang wanita bernama Ruth Handler. Ia berhasil membuat boneka tersebut berawal dari pengalaman pribadi dari anaknya.
Penggagas boneka Barbie, Ruth Handler mengaku bahwa ide awalnya muncul ketika ia sedang melihat anak perempuannya yang bernama Barbara. Saat itu, anaknya sedang bermain bersama temannya memainkan sebuah boneka kertas.
Handler kemudian berimajinasi membayangkan mainan wanita yang dapat memerankan berbagai peran. Saat itu yang terlintas di pikirannya yakni peran sebagai mahasiswa, pemandu sorak, dan seorang wanita dewasa yang sukses dengan karir cemerlang. Sejak itu ia berkeinginan menciptakan boneka untuk memudahkan anak perempuannya bermain boneka.
Sebelum Barbie diluncurkan, terdapat boneka asal Jerman bernama Lilli yang dari karakter strip komik Jerman. Pada akhirnya Mattel membeli hak atas boneka Lilli dan kemudian dibuat dan dikembangkan versi sendiri atas inspirasi Ruth Handler.
Setelah melewati proses panjang, boneka Barbie akhirnya resmi diluncurkan tanggal 9 Maret 1959 dalam acara American International Toy Fair di New York.
Boneka Barbie mempunyai nama lengkap Barbara Millicent Roberts. Namanya bahkan jauh dari nama panggilannya ‘Barbie’. Nama lengkapnya itu diambil dari nama anak perempuan Ruth Handler dan suaminya Elliot Handler sebagai pendiri perusahaan mainan Mattel.
Barbie adalah proyek yang sepenuhnya berasal dari gagasan Ruth Handler dan tidak ada kaitan dengan suaminya. Hal itu diakui oleh Anne Monier selaku seorang kurator dari pameran Barbie yang diadakan di Les Arts Decoratifs di Paris.
Dalam perannya, Barbie merupakan gadis dewasa memiliki tinggi sebelas inci dengan rambut pirang terurai yang erat dengan citra kuatnya sebagai wanita karier sukses. Melalui boneka ini, diharapkan dapat memberi inspirasi bagi anak-anak perempuan dalam memilih dan mengejar profesi impiannya saat memasuki masa dewasa.
Barbie kerap kali berganti macam-macam gaya profesi seperti dokter, penata busana, seorang penari balet, pramugari, astronaut, seorang atlet olimpiade, tentara militer, hingga sebagai calon presiden.
Boneka Barbie berasal dari kota fiksi bernama Willows yang berada di daerah Wisconsin. Dalam kisahnya, ia terlahir dari orangtua bernama George dan Margaret Roberts. Barbie ternyata bukanlah anak satu-satunya. Ia memiliki enam saudara yakni, Skipper Roberts, kembaran Todd dan Stacie, Kelly Robertson, Krissy Robers dan Chealsea.
Terkait boneka Barbie sebagai ikon kecantikan wanita dewasa, mulai dari bentuk wajah serta tubuhnya yang sangat proporsional menggambarkan kesempurnaan tubuh wanita, hal itu tak membuatnya hanya sebagai mainan anak-anak perempuan.
Di Indonesia, bahkan di luar negeri, kecantikan Barbie membuat banyak perempuan yang ingin meniru gayanya. Sampai rela mengubah bentuk tubuh dan wajahnya demi tampil cantik bak boneka Barbie.
Sempat menuai kritikan sebab tampilan boneka Barbie dengan aneka profesinya seperti dokter, pilot. Tampilannya yang menyebabkan kontroversi, serta ‘kehidupan imajinasi’ dari ‘rumah impian’nya tak kunjung ada habisnya. Banyak yang menilai boneka Barbie mendorong anak-anak untuk menjadi materialistis.
Namun, kontroversi dari boneka Barbie cukup mengalami kenaikan penjualannya di tahun 1993 yang mencapai 1 miliar USD per tahun. Bahkan sejak 1959, penjualannya pun tak jarang menyentuh angka lebih satu miliar boneka dalam keluarga Barbie di seluruh dunia.
Hingga kini boneka Barbie tetap digemari banyak anak perempuan meski hampir digerus oleh perkembangan zaman yang semakin canggih dan banyak munculnya game bertemakan Barbie yang bisa dimainkan secara online.
Reporter : Irania Zulia