Aleister Crowley, Sosok Besar di Balik Satanisme

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dunia tentunya sudah tidak asing dengan sataninsme karena banyak film, lagu dan karya seni lainnya yang terinspirasi dari aliran hitam yang satu ini. Mungkin masih banyak orang yang tidak mengetahui nama Aleister Crowley yang pada awal abad ke-20 dikenal sebagai penyihir dan juga memiliki agamanya sendiri yaitu Thelemisme yang disebut sebagai cikal bakal dari Satanisme.

Lahir dari keluarga kaya di Royal Leamington Spa, Warwickshire, Inggris pada 12 Oktober 1875, penyihir yang memiliki nama lengkap Edward Alexander Crowley ini menolak untuk mengikuti agama kedua orang tuanya yang beragama Kristen.

Selain dikenal dengan kekuatan sihirnya pada zaman itu, Aleister merupakan seorang okultis, penyair, pelukis, pendaki gunung dan novelis. Aleister bahkan pernah menimba ilmu di University of Cambrige untuk belajar ilmu alam tropis dan meninggalkan Cambrige sebelum lulus.

Setelah pergi dari Cambrige, Aleister bergabung dalam sebuah Ordo rahasia yang menerapkan kegiatan okultisme, metafisika dan paranormal bernama The Golden Dawn (Ordo Eremit Fajar Emas) pada November 1898 dan memiliki nama julukan Perdurabo.

Samuel Liddell Mathers salah satu pendiri ordo terkesan dengan Aleister. Akan tetapi, bergabungnya Aleister dalam ordo ini tidak berlangsung lama dikarenakan masalah internal yang ada pada The Golden Dawn.

Pada 1900 tepatnya di Mexico, Aleister bertemu dengan Oscar Eckenstein seorang pendaki gunung yang lebih tua dari dirinya. Oscar lah sosok yang mengajarkan Aleister cara untuk berkonsentrasi dan visualisasi yang merupakan kunci untuk melakukan praktik sihir. Karena memiliki ketertarikan yang sama yaitu mendaki gunung, mereka berdua berkelana ke Asia untuk berlatih hatha yoga.

Setelah lama berkelana. Pada 1903, Aleister menikah dengan Rose Edith Skerret dan setahun setelah menikah tepatnya pada 1904 di Kairo, Rose kesurupan dan mendesak Aleister untuk melakukan komunikasi supernatural.

Dari komunikasi supernatural itu lah Aleister bertemu dengan Aiwaz yang dianggap sebagai malaikat pelindung oleh Aleister dan membantunya menghasilkan ‘Book of Law’ yang konon katanya saat menulis buku itu, suara Aiwaz lah yang menuntunya menulis.

Dalam penyebaran agamanya terdapat ritual seks. Ritual itu lah yang membuat Aleister disukai pemuda pemudi di Eropa khususnya di Jerman karena ritual seks ini merupakan seks yang dilakukan sesama jenis dan dijadikan cara kaum homo melampiaskan hasratnya. Hal ini seperti bisnis. kaum homo dapat melampiaskan hasrat, Aleister mendapatkan pengikut. Ritual ini memiliki nama ‘sex magic’.

Bagaikan angin lewat, ajaran agama Thelemisme di Eropa mulai hilang pasca Perang Dunia Pertama dan diketahui bahwa agama Thelemisme merupakan akar dari Satanisme karena terdapat banyak kesamaan pada ajaran kedua pemahaman tersebut.

Reporter: Teuku Khanif Miftaputra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini