MINEWS, JAKARTA – Menunaikan ibadah haji adalah panggilan. Jika Allah SWT belum menghendaki, maka mustahil bagi seseorang dapat menyaksikan indahnya Tanah Suci.
Seperti kisah satu ini yang bisa dijadikan bahan renungan dan pelajaran bagi kita semua. Kisah ini merupakan kisah nyata.
Ada seorang muslim taat dan berbakti bernama Abdul (bukan nama sebenarnya). Abdul mengajak sang ibu, Annisa (bukan nama sebenarnya) untuk menjalankan ibadah haji.
Annisa tentu saja merasa senang. Tanpa berpikir dua kali, ia langsung mengiyakan tawaran sang anak.
Hingga sampai di momen mereka berdua melakukan Tawaf. Abdul menunjukkan Kabah pada sang ibu. “Bu lihatlah Kabah,” kata Abdul.
Namun anehnya, Annisa sama sekali tak bisa melihat Kabah. Ia pun kebingungan. Ia tak bisa menyaksikan apapun selain pandangan gelap. Berkali-kali ia usap matanya, namun hanya terlihat kegelapan.
Demikian pula saat ia menginjakkan kaki di Masjidil Haram, semua yang dilihatnya berubah jadi gelap gulita. Dan peristiwa ini selalu terjadi setiap Annisa menjalankan ibadah haji hingga 7 kali.
Mulai putus asa, Annisa pun berkonsultasi pada seorang ulama di Abu Dhabi tentang masalahnya. Oleh si ulama, Annisa pun diminta untuk mengingat perbuatannya di masa lalu.
“Anda harus berterus terang kepada saya, karena masalah Anda bukan masalah sepele,†kata ulama tersebut.
Akhirnya Annisa pun mengakui dosa masa lalunya. Dia dahulu pernah menyalahgunakan profesinya sebagai perawat.
“Di sana, Saya sering kali menukar bayi, karena tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbalan uang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka,†kata Annisa.
Mendengar pengakuan Annisa, betapa terkejutnya sang ulama. Pasalnya, jika seorang bayi ditukar nasabnya menjadi tidak jelas. Dengan kata lain, Annisa telah merusak banyak nasab keluarga.
Tak sampai di situ saja, pengakuan mengejutkan lain keluar dari mulut Annisa. Ternyata ia juga pernah melakukan perbuatan musyrik.
Annisa bekerjasama dengan tukang sihir. Ia kerap membalas dendam dan sakit hatinya dengan cara menyimpan perkakas sihir ke dalam mulut jenazah orang yang dimandikannya.
