7 Fakta Menarik ‘Airwolf’ Sepeninggal Jan Michael ‘Hawke’ Vincent

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Bagi generasi 90’an pasti tak asing dengan serial fiksi ‘Airwolf’. Film ini diperankan Jan Michael Vincent yang baru saja meninggal dunia pada 10 Februari lalu.

Menurut surat kematiannya, aktor berusia 73 tahun itu meninggal karena serangan jantung di sebuah rumah sakit di Asheville, North Carolina. Popularitas Vincent menanjak sejak memerankan Stringfellow Hawke, seorang pilot pemberani di film seri Airwolf.

Ia mendapat dua kali nominasi Golden Globe, yakni untuk film Going Home pada 1971 dan The Winds of War pada 1984. Untuk mengenang Vincent, MINEWS.ID mencoba mengulas sejumlah fakta seputar ‘Airwolf’ dan Vincent yang dijuluki ‘The Lady’ dalam serial tersebut.

Bereperan sebagai Stringfellow Hawke, Vincent membawa alur cerita di Airwolf penuh dengan spionase dan bahaya. Film ini juga fokus mengisahkan persahabatan dan kepercayaan.

Berikut adalah 7 fakta yang wajib kamu ketahui tentang Airwolf yang dirangkum MINEWS.ID:

1.Airwolf memulai debutnya di TV 22 Januari 1984

2.Airwolf bukan serial TV helikopter pertama, masih ada The Whirlybirds. Sebuah helikopter Bell 47, pendahulu dari Airwolf futuristik

3.Airwolf adalah helikopter di depan masanya

4.Airwolf adalah Helikopter Stealth Bell 222 yang dibangun oleh seorang ilmuwan yang bekerja untuk cabang CIA bernama The Firm. Airwolf bisa mengalahkan jet konvensional, melakukan perjalanan di belahan dunia, dan menyerang dengan hasil yang menghancurkan.

5.Stringfellow Hawke membuat kesepakatan dengan CIA

6.Hawke dan Santini mengikuti tradisi “teman” klasik. Santini adalah teman perang ayah Hawke, dan menjadi sahabat dan mentor Hawke. Mereka lebih seperti keluarga

7.Ada tragedi Airwolf dalam kehidupan nyata. Helikopter ini pernah dijual ke perusahaan charter Jerman dan digunakan sebagai ambulans udara dan jatuh pada tahun 1992 dan menewaskan tiga penumpang di dalamnya

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini