MATA INDONESIA, NEW YORK – Sudah 60 tahun kematian bintang Hollywood Marilyn Monroe masih menyimpan misteri. Siapa sebenarnya yang membunuh Monroe? apakah benar ia bunuh diri?
Pada 4 Agustus 1962, perempuan bernama asli Norma Jean Baker itu yang baru berusia 36 tahun tewas di kediamannya.
Kematian Monroe cukup tragis. Ia tak hanya meninggalkan kepopuleran sekaligus sanjungan dari jutaan orang di seluruh dunia, tapi juga beragam teori konspirasi yang melatarbelakangi kematian Monroe.
Untuk mencoba mengungkap misteri kematian Marilyn Monroe, wartawan sekaligus penulis asal Inggris, Anthony Summers, melakukan investigasi menyeluruh pada 1980-an. Tujuan awal sang wartawan ke Hollywood adalah untuk meliput pembukaan kembali investigasi kematian sang aktris. Kejadiannya berlangsung pada tahun 1982, 20 tahun setelah peristiwa kematian Marilyn Monroe.
“Marilyn bukanlah salah satu artis favorit saya. Saat itu saya lebih suka Natalie Wood dan artis lainnya,” kata Summers kepada BBC Mundo.
Awalnya Anthony Summers tiba Los Angeles dengan niat melakukan liputan selama dua hingga tiga minggu. Namun, dia menetap di kota itu selama lebih dari dua tahun untuk melakukan investigasi.
Summers kemudian membeli sebuah mobil. Ia berkunjung ke berbagai rumah dan menelpon banyak orang. Dari cara orang-orang menghindar atau bahkan terang-terangan menolak saat mau wawancara menunjukkan meski sudah 20 tahun berlalu, perkara kematian Marilyn Monroe masih penuh dengan kecurigaan dan ketakutan.
Namun, Summers tetap gigih.
Sang wartawan kemudian berhasil mewawancarai lebih dari 700 orang. Beberapa di antara mereka hanya sedikit mengetahui hari-hari atau jam-jam terakhir. Sebelum sang artis meninggal dunia.
Sebut saja pengurus rumahnya, Eunice Murray, atau Dr Ralph Greenson, psikiater terakhirnya.
Dari rangkaian wawancara dan kerja jurnalistiknya, Summers menerbitkan buku pada 1985 berjudul Goddess: The Secret Lives of Marilyn Monroe.
Buku tersebut telah mengalami pembaharuan. Dan menjadi landasan film dokumenter Netflix yang rilis baru-baru ini, The Mystery of Marilyn Monroe: The Unheard Tapes.
“Saya tidak menemukan apapun yang meyakinkan saya bahwa dia terbunuh. Tapi saya menemukan bukti bahwa kondisi seputar kematiannya sengaja ditutupi,” ujar Summers.
Kennedy bersaudara
Pusat misteri seputar kematian Marilyn Monroe adalah dugaan hubungan sang artis dengan John dan Robert “Bobby” Kennedy. Saat itu keduanyua menjabat presiden dan jaksa agung Amerika Serikat.
Rangkaian kejadiannya berlangsung pada 1961 dan 1962. Sebelum sang artis meninggal dunia.
Summers punya sumber yang bisa memastikan bahwa Monroe dan Kennedy bersaudara kerap bertemu di kediaman milik Peter Lawford di pantai Malibu, California. Lawford adalah saudara ipar John dan Bobby sekaligus kenalan sang artis.
Beberapa narasumber Summers bahkan berbicara lebih lanjut tentang dugaan hubungan romantis Kennedy bersaudara dengan Monroe.
Sang artis awalnya menjalin hubungan dengan John. Lalu dengan Bobby. Di antara beberapa rekaman milik Summers terdapat pula kesaksian sejumlah detektif swasta, informan, dan mantan agen FBI. Dari FBI, Summer tahu bahwa Marilyn Monroe dan Kennedy bersaudara di intai dan di mata-matai.
Para penyelidik yang terlibat dengan kasus ini, seperti Fred Otash atau John Danoff, menjelaskan bahwa rumah Monroe dan Lawford terpasang mikrofon oleh aparat hukum. Termasuk oleh kelompok-kelompok mafia yang tertarik dengan dugaan skandal ini guna menekan Kennedy bersaudara.
Summers pun memiliki akses ke berkas-berkas resmi yang memperlihatkan FBI sedang menyelidiki Marilyn Monroe. Dugaan kuat ia punya pemikiran sayap kiri.
FBI juga mengintai pertemuan-pertemuan Monroe dengan presiden dan jaksa agung. Ada kekhawatiran soal keamanan.
Berdasarkan investigasi Summers, kondisi inilah yang mendorong Kennedy bersaudara untuk memutus hubungan dengan Monroe.
Reed Wilson, seorang ahli penyadapan yang bekerja untuk FBI dan CIA, mengakui kepada Summers bahwa dalam pembicaraan terakhir Monroe dengan Peter Lawford pada hari kematiannya, sang artis menuntut agar dirinya jangan diganggu.
Tidak Ada Pembunuhan
Pemikiran bahwa Monroe menjadi sosok yang mengganggu atau berbahaya bagi Kennedy bersaudara mendongrak kemunculan teori pembunuhan.
Akan tetapi, Anthony Summers menegaskan tidak punya bukti yang mendukung teori tersebut.
”Tuduhan bahwa dia terbunuh tidak ada faktanya. Untuk menyangka ada pembunuhan, Anda harus memiliki sejumlah bukti. Dan faktanya tidak ada,” kata Summers.
Berdasarkan versi kejadian saat itu, pengurus rumah Eunice Murray melihat secercah cahaya di kamar sang artis pada pukul 3 dini hari, Minggu 5 Agustus. Dia kemudian menelepon Ralph Greenson, psikiater Monroe.
Setibanya Greenson di kediaman Monroe, di kaca ia melihat Monroe berbaring di ranjang, tampaknya meninggal. Greenson kemudian memecahkan kaca. Dan sesaat setelah itu dia dan Murray menelepon polisi.
Akan tetapi, Summers mengumpulkan sejumlah kesaksian yang menuturkan versi berbeda.
Ambil contoh Nathalie Jacobs. Istri pegawai humas Monroe, yang mengingat seseorang memberitahu suaminya bahwa sang artis punya kondisi darurat pada pukul 10 atau 11 pagi, Sabtu 4 Agustus.
Dokter yang melakukan autopsy, Thomas Naguchi, menentukan waktu kematian Monroe terjadi pukul 11 atau 12 malam, sehingga tanggal kematiannya adalah pada 4 Agustus dan bukan tanggal 5 Agustus.
Apa yang terjadi antara pukul 11 malam dan 3 pagi dalam versi resmi?
Summer membutuhkan waktu untuk mengumpuikan kepingan puzzle hasil investigasinya. Dari hasil rekontruksinya, ia yakin bahwa kematian Monroe wajar. Mulai dari kehadiran polisi hingga kedatangan ambulans.
”Tidak ada kerusakan fisik yang tampak menurut autopsi. Juga tak ada tiada tanda-tanda suntikan,” katanya.
Yang ada hanyalah penemuan obat tidur dan botol kosong Nembutal yang merupakan obat penenang. ”Ia bunuh diri,” katanya.
Salah satu elemen yang Summers perbarui dalam bukunya adalah tambahan kepingan teka-teki. Tambahan itu berupa kesaksian Sydney Guilaroff, penata rambut Monroe dalam beberapa film sekaligus orang kepercayaannya. “Ketika saya berada di Los Angeles pada 1980-an, saya berkali-kali bertemu dengannya dan kami bicara,” kenang Summers.
Guilaroff memaparkan bahwa pada pukul 9.30 pada hari kematiannya, Marilyn menelpon. Dia terdengar kesal dan lemas.
“Monroe memaparkan bahwa ia lagi dalam bahaya. Dan ia merasa mendapat penghianatan dari seorang pria yang punya jabatan tinggi.
Dugaan kuat Monroe menuding Bobby Kennedy. Apalagi pengurus rumah Marilyn Monroe juga mengatakan bahwa Bobby Kennedy mengunjungi majikannya pada sore hari dan terjadi pertengkaran
Summers berhasil mengakses catatan penerbangan helikopter yang lepas landas dari kediaman Peter Lawford pada malam yang sama. Akan tetapi, Robert Kennedy tidak pernah mengakui dirinya berada di Los Angeles pada hari ketika Marilyn Monroe meninggal.
Tidak Pudar
Marilyn Monroe sangat tenar semasa hidup. Namun, 60 tahun setelah kematiannya, ketenarannya tidak surut. Tahun ini, lukisan Marilyn Monroe karya Andy Warhol laku dilelang hingga mencapai US$195 juta (sekitar Rp2,9 triliun).
Kim Kardashian menghadiri MET Gala dengan memakai gaun yang pernah dikenakan Marilyn Monroe ketika mendiang menyanyikan Happy Birthday untuk Presiden John Kennedy di New York pada Juni 1962.
Kemudian, pada September 2022, Netflix akan menayangkan film Blonde yang dibintangi Ana de Armas sebagai Marilyn Monroe.
“Dia banyak membaca, dia tahu soal politik. Dia adalah perempuan cerdas yang berada dalam tekanan yang hampir tak tertahan. Dan pada akhirnya boleh tekanan itu membunuhnya.”