5 Karya Terbaik Albert Camus Sang Filsuf Tersohor Abad Ke-20

Baca Juga
MATA INDONESIA, JAKARTA – Albert Camus merupakan seorang filsuf dan penulis terkenal kelahiran Aljazair, 7 November 1913 berkebangsaan Prancis. Namun Camus meninggal di usia 46 tahun, dalam kecelakaan mobil pada 5 Januari 1960 di Villeblevin.
Karya-karya terbaiknya banyak meraih penghargaan, salah satunya penghargaan Nobel dalam sastra pada tahun 1957. Berikut karya terbaik Albert Camus!
1. Ke Mythe de Sisyphe (Mitos Sisifus)
Dalam buku ini Camus memperkenalkan filsafat absurdnya yaitu tentang pencarian makna yang sia-sia oleh manusia, kesatuan dan kejelasan dalam menghadapi dunia yang tidak dapat dipahami, tidak memiliki Tuhan dan kekekalan. Buku ini terdiri dari 120 halaman dan diterbitkan pada 1942 dalam bahasa Prancis.
2. L’Etranger (Orang Asing)
Buku ini dirilis pada tahun 1942 di Prancis dan memiliki 117 halaman. Buku ini berkisah tentang tokoh Meursault seorang keturunan Prancis yang tinggal di Aljazair. Saat itu ibunya meninggal dan Meursault pergi untuk melihat jenazah sang ibu. Namun saat ibunya meninggal, ekspresi dan keseharian Meursault biasa saja, seperti tidak ada rasa duka. Hingga suatu hari is dihukum mati oleh pengadilan, karena berkelahi dan menembak seseorang sebanyak empat kali.
3. Le Malentendu (Kesalahpahaman)
Buku Le Malentendu karya Albert Camus menggambarkan kehancuran sebuah keluarga yang tidak mampu berkomunikasi satu sama lain. Buku ini ditulis pada tahun 1943 dan dipetaskan dalam sebuah drama pada tahun 1944. Drama itu mengekspresikan antipati terhadap agama, tetapi juga kepedulian yang kuat dengan ide-ide keagamaan, termasuk perumpamaan tentang anak yang hilang.
4. Caligula
Bercerita tentang Kaisar Romawi, Caligula yang menggambarkan bahwa manusia mati tidak bahagia dan hidup mereka tidak berarti. Caligula memberontak melawan ide ini, mencoba menggunakan pembunuhan dan kekejaman untuk menetapkan ketertiban dan kontrol atas hidupnya. Albert Camus menerbitkan tulisannya ini pada tahun 1944.
5. La Peste (Sampar)
Novel ini berkisah tentang penyakit Sampar, yaitu penyakit menular yang terjadi pada hewan maupun manusia. Menjadi novel paling populer yang pernah Camus tulis dan membawa Camus menjadi penulis dan seorang filsuf populer. Novel ini dirilis pada tahun 1947 dalam bahasa Prancis, La Peste juga berhasil membawa Camus meraih penghargaan Nobel pada tahun 1957. Di Inggris La Peste dikenal dengan nama The Plague. (Hastina/R)
Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini