5 Fakta Unik Soal Suku Dani, Mulai Potong Jari Hingga Bikin Mumi

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Suku Dani merupakan salah satu suku yang tinggal di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.Buat kalian tahu, suku ini ternyata dari dulu hingga sekarang terus mempertahankan tradisinya lho.

Ada sejumlah fakta unik dari mereka, yang wajib generasi muda, atau bahkan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Berikut ulasannya:

1. Tradisi Potong Jari Sebagai Ungkapan Berduka Cita

Suku Dani memiliki satu tradisi unik dalam mengungkapkan rasa berduka cita. Uniknya mereka tidak akan menangis atau membaca doa-doa. Mereka justru akan memotong jari mereka (ruas jari) sebagai perwujudan rasa sakit karena telah di tinggalkan.

Suku ini biasanya akan memotong jari dengan benda tajam, digigit hingga putus atau ditali hingga jari mati baru dipotong.

Bagi Suku Dani, jari adalah simbol dari keluarga, kekerabatan dan juga kebersamaan. Saat salah satu keluarga meninggal akan mengungkapkan rasa sakit yang sangat hebat itu dengan ikipalin atau potong jari.

Menariknya, tradisi ini sekarang masih ada meski lambat laun mulai ditinggalkan oleh generasi mudanya.

2. Punya Mumi Hitam yang Merupakan Mayat Leluhur

Satu hal yang menarik dan membedakan Suku Dani dengan suku lainnya adalah mereka punya mumi. Biasanya mumi ini warnanya hitam dan memiliki posisi duduk dan kepala mendongak ke atas.

Mumi tersebut adalah leluhur yang dianggap memiliki jasa yang sangat besar. Salah satu mumi paling tua di tempat ini berusia 300 tahun. Mumi ini memiliki nama Wim Motok Mabel dan selalu di tempatkan di pilamo atau rumah laki-laki.

3. Perang Suku Dani yang Unik di Era Modern

Banyak sekali suku-suku di dunia ini yang melakukan perang untuk memperebutkan wilayah, memperebutkan makanan hingga menjaga harga diri. Hal yang sama juga dilakukan oleh Suku Dani.

Di masa lalu mereka melakukan perang hingga banyak korban berjatuhan. Tapi, di era modern seperti sekarang, perang tidak dilakukan sampai membuat banyak orang terluka hingga meninggal.

Perang dilakukan untuk menyambut wisatawan yang datang untuk melihat tradisi Suku Dani yang sangat unik. Setahun sekali di Lembah Baliem yang jadi tempat tinggal Suku Dani selalu ada festival Baliem.

Pada festival ini Suku Dani dan suku lain seperti Suku Lani dan Suku Yali akan berperang. Tentu saja perang ini untuk pertunjukan sekaligus melestarikan tradisi.

4. Percaya Roh Nenek Moyang
Suku Dani tidak mengenal agama modern yang resmi di Indonesia. Mereka memeluk sebuah kepercayaan yang menghormati roh leluhur sebagai kekuatan terbesar di alam semesta.

Mereka percaya jika kekuatan sakti akan diturunkan dari generasi ke generasi secara patrilineal atau keturunan laki-laki.

Kekuatan sakti itu bernama Atou, dan dipecah lagi menjadi kekuatan menjaga kebun, kekuatan menyembuhkan penyakit dan penolak bala, dan yang terakhir adalah kekuatan untuk menyuburkan tanah.

Kepercayaan ini terus dipegang dari dahulu tanpa ada perubahan sama sekali.

5. Tradisi Pesta Bakar Batu Sebagai Wujud Kerukunan

Suku Dani sering sekali mengadakan pesta besar untuk menyambut acara pernikahan kelahiran dan juga kemenangan perang. Pesta ini akan disiapkan oleh semua orang yang ada di desa tanpa terkecuali.

Suku Dani suka sekali memasak babi dan umbi-umbian. Bahan makanan ini akan dimasukkan ke dalam lubang yang telah diberi batu dan daun-daun. Mereka memasak bahan makanan yang sangat banyak untuk dibagikan ke semua orang.

Gokilnya, mereka tidak menggunakan korek atau bahan bakar. Cukup menggosok-gosokan batu hingga menimbulkan panas yang akan ditangkap oleh dedaunan.

Setelah timbul api kecil, para juru masak akan memperbesarnya dan akan digunakan sebagai alat pengukus tumpukan bahan yang berada di antara batu-batu.

Proses pematangan makanan ini biasanya berlangsung selama berjam-jam. Setelah semuanya matang, makanan ini akan dibagikan ke semua orang yang datang, termasuk wisatawan. #Save Wamena

Berita Terbaru

Percepat Digitalisasi Sekolah Rakyat, Pemerintah Jalin Kolaborasi Lintas Sektor

Oleh: Laras Indah Sari Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mengakselerasi upayadigitalisasi pendidikan nasional melalui program Sekolah Rakyat. Skema kolaborasi lintassektoral pun digencarkan untuk mewujudkan transformasi digital yang menyeluruh dalampelaksanaan program pendidikan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem tersebut. Kementerian Sosial bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI untuk mempercepat digitalisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Dukungan BNI akan mencakupsistem administrasi digital bagi siswa dan guru mulai dari proses penerimaan peserta didikbaru, kartu pintar siswa, absensi elektronik, hingga Learning Management System (LMS) yang terintegrasi.  Selain itu, BNI juga menyiapkan sistem pengelolaan penyaluran dana dari Kemensos kesekolah, payroll guru, transaksi mitra seperti catering dan laundry, serta dashboard monitoring keuangan sekolah yang seluruhnya menggunakan sistem cashless melalui QRIS dan BNIdirect. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menilai digitalisasi menjadi kunci penting untukmodernisasi tata kelola Sekolah Rakyat. Menurutnya, digitalisasi administrasi akan membuatpengelolaan sekolah menjadi lebih efisien, transparan, dan minim kebocoran anggaran.  Melalui dashboard, pemerintah dapat memantau langsung data absensi, konsumsi gizi siswa, hingga kondisi keuangan sekolah secara real-time. Sistem digital BNI diharapkan dapatsegera direalisasikan dan diuji coba agar bisa langsung digunakan pada masa orientasi siswayang dimulai pada 14 Juli mendatang. Saat ini, proses renovasi gedung telah rampung, guru telah disiapkan, dan langkah berikutnya ialah pemasangan alat, kartu siswa, sistem absensi, serta dashboard laporan yang terintegrasi. Program Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk memutus matarantai kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan. Sekolah Rakyat dirancang khususmenjangkau anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data...
- Advertisement -

Baca berita yang ini