10 Agustus 1511 Rakyat Malaka Melawan, Serangan Portugis Gagal Total

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Iring-iringan kapal ini menggetarkan orang-orang yang berada di sepanjang pesisir Semenanjung Malaya.  Sebanyak 17 hingga 18 kapal besar berbendera Portugis beramai-ramai mengepung Kesultanan Malaka. Tidak kurang 1.200 tentara Portugis berada di kapal itu di bawah komando Alfonso de Albuquerque.

Kapal Portugis yang Menyerang Malaka
Kapal Portugis yang Menyerang Malaka

Tepat pada 10 Agustus 1511, Portugis memulai serangannya ke Malaka. Rakyat panik. Bom-bom dari meriam kapal menghancurkan benteng-benteng yang dibangun Kerajaan Malaka untuk melindungi daerahnya. Sayangnya, Kesultanan Malaka saat itu sedang bergolak akibat perseteruan sang sultan, Mahmud Syah, dengan anaknya yang bernama Ahmad Syah soal kekuasaan. Padahal, peralatan milter yang dimiliki tak bisa dianggap enteng.

Tanpa basa-basi, kapal-kapal tempur itu melakukan serangan jarak jauh. Dentuman demi dentuman meriam terdengar. Serangan di tengah hari itu memecah kedamaian di semenanjung itu.

Para pedagang dari berbagai negeri, seperti Gujarat, Cina, dan dari negeri-negeri Melayu kalang kabut. Mereka yang sebelumnya sibuk bertransaksi, berhamburan menyelamatkan diri. Betapa tidak, selama mereka tinggal dan dan berdagang belum pernah mendengar dentuman meriam, alih-alih perang  di bandar perdagangan yang ramai itu.

Bagai terinjak-injak martabatnya, melihat serangan membabi buta itu, rakyat Malaka tidak tinggal diam. Meski dilanda konflik internal kerajaan, Panglima Kesultanan Tun Hasan Tumenggung langsung mengambil alih. Mereka berjuang mempertahankan negerinya dari kezaliman Portugis. Dengan sigap mereka melakukan serangan balik.

Sebanyak 2000 pasukan Portugis yang melakukan serangan darat dibuat kalang kabut. Mereka tercerai berai hingga akhirnya terpojok dan menderita kekalahan. Banyak tentara Portugis yang meregang nyawa, sebagian dari mereka terluka dan langsung masuk  penjara.

Alfonso de Albuquerque, pemimpin armada Portugis saat menyerang Malaka
Alfonso de Albuquerque, pemimpin armada Portugis saat menyerang Malaka

Kekalahan Pasukan Portugis ini mengejutkan. Sebagai pimpinan, Alfonso d’Albuquerque marah, dan berencana untuk kembali melakukan serangan. Ia lantas menemui Raja Portugis untuk mendapatkan dukungan. Raja Manuel memberikan dukungan berupa 4 kapal tempur dan lima kapal kargo. Bantuan itu memperkuat misi penyerangan kedua terhadap Malaka dengan total kekuatan 15 kapal tempur dengan dukungan 10 ribu pasukan.

Menyerang Kembali 

Awal Juli 1511 Alfonso dan 10 ribu pasukannya berlayar menuju Malaka. Setibanya di pelabuhan Malaka, Portugis menerapkan siasat licik. Ia mengirimkan pesan kepada Sultan bahwa ia hanya ingin melakukan hubungan dagang dan menghindari konflik. Sultan Mahmud tahu gelagat licik Portugis, sehingga Ia mengabaikan pesan itu. Lantaran tidak mendapat balasan, Alfonso kembali menyampaikan pesan tersebut, namun sultan menegaskan bahwa ia tidak ingin berdamai dengan Portugis.

Mendengar tanggapan itu, Alfonso memerintahkan 10 ribu pasukannya untuk mendarat dan bersiap menyerang. Sebelum itu, ia menuntut semua pasukan Portugis bebas. Namun, sultan tetap pada sikapnya. Pertempuran kedua pada 15 Juli 1511 tak bisa terelakan.  Bahkan kali ini tidak hanya antara Malaka dan Portugis, para pedagang yang terusik oleh ulah Portugis turut membantu mempertahankan martabat.

"<yoastmark

Semangat kegigihan mempertahankan berduel sengit dengan semangat menaklukan Malaka. Namun sayang, Portugis berhasil memenangkan peperangan yang tidak imbang dari sisi pasukan dan persenjataan itu. Pasalnya, para pejuang Malaka menggunakan senjata tradisional, senjata kecil yang dari Pegu dan Siam, bola-bola besi meriam dari Cina dan meriam dari Calicut. Malaka juga belum memiliki pengalaman perang, sebaliknya Portugis sangat berpengalaman dalam peperangan dengan dukungan persenjataan yang modern.

Tepat 26 Juli 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis. Sejak saat itu Portugis bercokol di Malaka 130 tahun hingga VOC datang dan merebutnya pada 1641 M.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini