Superiornya Mantu Jokowi, PDIP Rela Copot 4 Kader di Medan

Baca Juga

MATA INDONESIA, MEDAN – Nasib apes harus diterima 4 orang ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Kota Medan. Mereka dicopot dari jabatannya lantaran tak memberikan dukungan kepada Bobby Nasution-Aulia Rachman di Pilkada Medan.

Hal ini disampaikan oleh oleh Ketua DPC PDIP Medan Hasyim. Ia mengatakan, keempat ketua PAC yang menolak keputusan DPP PDIP soal pencalonan Bobby-Aulia di Pilkada Medan. Keempatnya berasal dari PAC PDIP di Medan Area, Medan Perjuangan, Medan Johor dan Medan Selayang.

“Keempat tadi sempat melakukan aksi menolak calon wali kota dan wakil wali kota yang direkomendasikan PDI Perjuangan. Dinonaktifkan dan diteruskan juga pemecatan menjadi anggota PDIP,” katanya di Medan, Selasa 1 September 2020.

Ia pun meminta kepada keempat oknum yang sudah dicopot agar tak lagi membuat aktivitas mengatasnamakan PDIP.

“Apabila di kemudian hari masih ada yang mengatasnamakan partai PDIP Perjuangan tentu ini ilegal. Jika terjadi kita akan membuat laporan ke polisi,” ujarnya.

Hasyim pun berharap pasangan Bobby-Aulia mampu mengalahkan pasangan Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi.

“Kita tetap optimis Bobby-Aulia itu punya peluang lebih besar. Kita prediksi 60 sampai 70 (persen suara di Pilkada),” katanya.

Ia juga menilai pasangan tersebut bisa membuat perubahan di kota Medan. Selain itu, dia juga yakin kemenangan akan diraih pasangan Bobby dan Aulia karena masih bersih dari korupsi.

“Harapan itu ada di Bobby-Aulia yang masih bersih yang berkaitan dengan Korupsi. Tentu kita yakin Bobby ini menjaga nama baik keluarga,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini