MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS diramalkan akan melanjutkan penguatan pada Rabu 8 Juli 2020. Kemarin, rupiah ditutup pada posisi Rp 14.440 per dolar AS atau menguat 0,35 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.410 hingga Rp 14.490 per dolar AS.
Ia mengatakan, penguatan rupiah dibayangi oleh data ekonomi AS yang terus menunjukan perbaikan. Di mana rilis data aktivitas Industri Jasa mengalami peningkatan jauh dari ekspektasi pasar sekitar 50,2 persen menjadi 57,1 persen.
“Data yang terus meningkat memberikan dorongan terbaru untuk kepercayaan dalam pemulihan ekonomi di seluruh dunia dari pandemi COVID-19,” katanya, Selasa sore.
Sementara dari dalam negeri, laju mata uang garuda dibayangi oleh data cadangan devisa (cadev) Indonesia yang mengalami peningkatan dalam tiga bulan beruntun setelah tergerus tajam di bulan Maret. Posisi cadangan devisa pada Juni bahkan mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah 132 miliar dolar AS yang dibukukan Januari 2018 lalu.
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa di bulan Juni sebesar 131,7 miliar dolar AS atau naik 1,2 miliar dolar AS dibanding pada akhir Mei.
“Berdasarkan rilis BI, penerbitan surat utang pemerintah dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) membantu mendongkrak cadangan devisa” ujarnya.
Penguatan mata uang garuda juga dibayangi oleh upaya DPR yang saat ini sedang menggodok RUU Perjanjian Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Swiss. Tujuannya agar dana yang terparkir di Bank Swiss sebesar 1.000 triliun dolar AS bisa kembali ke Indonesia.
“Kalau seandainya dana tersebut bisa di pindahkan, maka perekonomian Indonesia akan semakin baik dan ini yang menjadi katalis positif buat pasar sehingga arus modal asing kembali masuk dalam pasar dalam negeri,” katanya.