Penyakit Lato-lato Serang 680 Sapi di Gunungkidul, 4 Ekor Dilaporkan Mati

Baca Juga

Mata Indonesia, Gunung Kidul – Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau yang disebut juga sebagai lato-lato terus menyebar di wilayah Gunungkidul. Penyakit yang menyerang hewan ternak seperti sapi ini telah tersebar di 18 kecamatan di Gunungkidul.

Retno Widiastuti, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya mengendalikan penyakit tersebut yang menyerang sapi milik warga.

Saat ini, sudah terdapat 680 sapi yang terjangkit penyakit dengan tanda-tanda bentol di kulit. Ada empat sapi yang sudah mati akibat penyakit tersebut.

“Perkembangan kasus ini menyebar pesat. Sebanyak empat ekor dilaporkan mati dan 676 sapi lainnya masih dalam perawatan,” terang dia Minggu 7 Mei 2023.

Penyebaran LSD hampir merata di seluruh wilayah Gunungkidul, kecuali di Kapanewon Paliyan yang belum melaporkan adanya kasus.

Temuan kasus terbanyak berada di Kecamatan Ngawen dengan 220 kasus, Gedangsari ada 174 kasus dan Nglipar 81 kasus.

Sementara itu, 14 kecamatan lainnya memiliki kasus yang bervariasi mulai dari satu hingga 66 kasus. Upaya pendataan dan pengawasan terus dilakukan sebagai bagian dari pencegahan penularan yang lebih luas.

Meskipun jumlah kasus terus bertambah, ketersediaan obat untuk sapi terjangkit LSD masih aman.

“Tetapi, vaksinasi masih menunggu pengiriman dari Pemerintah Pusat,” kata Retno.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan kandang untuk mengurangi risiko penularan.

“Jadi langkah terbaiknya adalah dengan menjaga kebersihan, hewan penyebab penyakit seperti lalat, catak, maupun nyamuk dipastikan tidak mendekat ke area kandang. Sehingga risiko penularan bisa berkurang,” katanya.

Pihaknya juga menekankan kepada peternak untuk rajin mengecek kondisi sapi milik mereka. Pemkab meminta masyarakat dan juga peternak segera melaporkan kepada dinas terkait untuk segera mendapat assesmen.

“Jika masyarakat mendapati hewan ternak dengan gejala LSD, diminta segera melapor kepada petugas agar dapat ditangani secepatnya,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini