Mungkin Dihuni Alien, Peneliti Temukan Planet Baru Layak Huni Dekat Bumi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Para peneliti terus berupaya untuk mencari planet yang layak huni seperti bumi. Belum lama ini hal itu terwujud, dimana peneliti berhasil menemukan planet  berjarak ‘hanya’ 124 tahun cahaya dari Bumi yang kemungkinan layak dihuni.

Planet yang ada di luar tata surya ini (exoplanet/extrasolar planet) dinamakan K2-18b. Planet berukuran dua kali lebih besar dari Bumi ini menambah deret planet-planet yang mungkin dihuni oleh alien.

Penelitian ini mencari planet yang layak dihuni, dan kaya akan hidrogen dan air. Uap air memang telah terdeteksi di K2-18b, namun keberadaan uap air tidak lantas menandakan bahwa planet tersebut layak huni.

Sebab, keberadaan uap air di atmosfer belum tentu menunjukkan ada air di permukaan planet tersebut. Agar sebuah planet bisa menopang kehidupan, mesti ditemukan air di permukaan planet.

Berdasarkan pengamatan peneliti, planet ini ada di zona yang layak huni. Sebab, berdasarkan penelitian baru yang diterbitkan dalam menunjukkan awan hidrogen di planet ini tidak terlalu tebal dan lapisan airnya dapat mendukung kehidupan.

Namun, berada di zona layak huni tak berarti planet ini aman untuk dihuni manusia. Sebab, masalah utama untuk mengetahui apakah planet ini layak huni atau tidak, dilihat dari apakah ada air dipermukaan planet itu seperti dilansir Science Alert.

“Untuk menilai prospek layak huni, penting untuk memperoleh pemahaman terpadu tentang kondisi interior dan atmosfer di planet ini. Khususnya, apakah air berbentuk cairan ada di bawah atmosfer,” kata Kepala Peneliti dari Institut Astronomi Cambridge, Nikku Madhusudhan, seperti dilansir Independent.

Atmosfer planet ini kaya akan hidrogen. Sementara kadar air di atmosfer antara 0,02 dan 14,8 persen. Smeentara atmosfer bumi mengandung 0 hingga 5 persen air.

Peneliti juga menemukan bahan kimia lain seperti metana dan amonia dengan kadar yang rendah. Kedua bahan ini bisa dihasilkan dari proses biologis dan non-biologis.

Jika dilihat dari ukuran planet, peneliti memperkirakan planet ini lebih mirip dengan Neptunus versi mini ketimbang Bumi versi lebih besar.

Di Neptunus, atmosfer hidrogen mengelilingi lapisan air bertekanan tinggi. Sementara di bagian permukaan planet diisi dengan batu dan besi. Jika lapisan ini terlalu tebal, maka permukaan planet akan terlalu panas. Selain itu, tekanan air di permukaan planet akan terlalu tinggi untuk menyokong kehidupan.

Metode yang digunakan untuk memperkirakan adanya air di planet ini, peneliti menganalisa data massa, radius, hingga atmosfer planet tersebut. Ukuran K2-18b 2,6 kali lebih besar dan massa 8,6 kali lebih besar dari Bumi.

Peneliti pun menyebut batas aman kadar hidrogen di atmosfer sekitar satu per sejuta dari massa planet. Ini adalah perbandingan yang aman berdasarkan perbandingan massa dan atmosfer Bumi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini