Mata Indonesia – Gelombang tinggi yang berdampak pada Pantai Selatan awal November ini harus diwaspadai oleh masyarakat termasuk Pemda setempat, termasuk di wilayah Bantul.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo memperingatkan, terutama bagi nelayan untuk menghentikan aktivitas melaut pada 6-8 November.
“Jadi yang beraktivitas di pesisir laut termasuk warga yang tinggal di pinggir laut harus lebih berhati-hati. Potensi gelombang tinggi akan terjadi,” kata dia, Senin 13 November 2023.
BMKG menjelaskan bahwa kecepatan dan pola angin di Indonesia bagian utara, umumnya bergerak dari barat daya-barat lair dengan kecepatan angin 4-15 knot. Sementara di wilayah selatan kecepatan angin dari timur ke tenggara lebih cepat sebesar 8-20 knot.
“Yang paling tinggi (kecepatan angin) terjadi di perairan Selat Sunda bagian selatan. Selain itu Laut Jawa bagian timur, lalu Selat Makassar bagian selatan. Perairan Kepulauan Selayar, perairan Yos Sudarso hingga Laut Arafuru bagian timur,” terang dia.
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul, Antoni Hutagaol memastikan bahwa peralihan musim, yakni pancaroba akan berdampak pada hujan angin kencang hingga gelombang tinggi di perairan Laut Selatan.
“November ini peralihan musim akan terjadi. Jadi warga harus waspada dengan cuaca ekstrem. Termasuk gelombang tinggi perlu diantisipasi,” ujar dia.
Langkah konkrit agar tak terdampak gelombang tinggi, masyarakat selalu menjauh dari bibir pantai ketika potensi gelombang tinggi mendekat. Di sisi lain, untuk keselamatan wisatawan diimbau tak mandi atau nekat bermain air ke tengah Laut.
Sejauh ini Pantai Parangtritis dan Pantai Depok masih jadi pilihan masyarakat sebagai tempat berlibur. Menyusul dekatnya waktu liburan Natal dan Tahun Baru, BPBD Bantul sudah mensosialisasikan sejak bulan ini.